Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya Pemerintah Indonesia melacak keberadaan tiga pendaki asal Indonesia yang hilang pascagempa bumi dasyat melanda Nepal terus dilakukan. Walaupun sebelumnya sejumlah tim evakuasi dari Indonesia sudah dipulangkan ke Tanah Air, sejak Jumat (15/5/2015) lalu.
Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, upaya pencarian itu dengan melakukan identifikasi jenazah di Rumah Sakit (RS) setempat.
"Satu staf dan 2 anggota Disaster Victim Identification (DVI) Polri saat ini masih fokus di Nepal identifikasi jenazah, karena penyelamatan itu dilakukan Angkatan bersenjata Nepal," kata Iqbal kepada wartawan, Senin (18/5/2015).
Iqbal menjelaskan, identifikasi dilakukan secara visual dan melalui pencocokkan DNA ketiga pendaki asal Indonesia. Kemudian, identifikasi dilakukan lantaran Kemenlu sudah berhasil menghubungi seluruh WNI yang sebelumnya berada di Nepal ketika gempa terjadi. Namun hanya tiga pendaki yang tidak berhasil dihubungi. Fokus tim DVI dalam identifikasi salah satunya kepada jenazah yang memiliki karakter Asia Mongoloid. "Kemarin ada dua karakter itu, tapi belum (selesai)," ujar Iqbal.
Pemerintah Indonesia sendiri sambung Iqbal hingga kini belum memberikan kepastian mengenai nasib ketiga pendaki. Namun pihak keluarga kata Iqbal telah memahami situasi dan kondisi yang terjadi.
"Apabila memang sudah tidak bernyawa maka yang mengeluarkan pengumuman itu pemerintah Nepal," kata Iqbal.
Diketahui sebelumnya, tiga pendaki merupakan anggota Taruna Hiking Club (THC). Mereka adalah Kadek Andana, Alma Parhita dan Jeroen Hehuwat diduga kuat sedang berada di Everest Guest House, Langthang saat gempa terjadi. Belum lama ini, tim pencari berhasil ditemukan kartu identitas milik salah seorang pendaki itu yaitu SIM, KTP dan NPWP atas nama Alma Parhita.