TRIBUNNEWS.COM., JAKARTA - Saling sindir terjadi saat kepengurusan Partai Golkar hasil Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie atau Ical dan hasil Munas Ancol pimpinan Agung Laksono melaksanakan penandatanganan kesepakatan islah terbatas atau sementara di rumah dinas Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla atau JK, Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (30/5/2015) petang.
Agung dan Ical saling sindir tentang ketua umum yang sah di Partai Golkar. Kejadian itu terjadi depan JK selaku juru runding atau mediator atau fasilitator islah tersebut.
Mulanya rombongan Agung dan Ical datang secara terpisah. Agung, Zainudin Amali, Yorrys Raweyai dan beberapa ketua dpp datang lebih dulu ke pendopo rumah dinas JK. Berikutnya tiba rombongan Ical didampingi sekjennya, Idrus Marham.
Setiba di ruang pertemuan, yakni pendopo rumah dinas wapres, Yorrys berinisiatif mendatangi Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Ical, Ade Komarudin yang duduk di kursi depan.
Dengan tersenyum, ia menyalami dan sempat duduk selama sekitar lima menit di samping Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Ical, Ade Komarudin. Setelah itu, Yorrys berdiri dan berjalan 'wara-wiri' mendatangi rekannya.
Di bawah arahan seorang perempuan selaku pembawa acara, JK yang mengenakan batik cokelat muda selaku tuan rumah dan mediator mendapatkan kesempatan pertama berpidato di hadapan Agung dan Ical. JK menyampaikan perihal empat poin kesepakatan yang akan ditandatangani oleh Agung dan Ical.
Saat JK menyampaikan pidato tersebut, Ical tampak tidak bisa diam di kursinya. Ia beberapa kali menggerakkan bahunya dan terlihat seperti hendak meninggalkan kursinya. Namun, hal itu tidak terjadi.
Selanjutnya, Agung yang mengenakan batik batik kuning bercorak hijau maju memberikan sambutan.
Ia membuka sambutannya dengan menyampaikan terima kasih kepada JK selaku wapres dua periode yang kaya pengalaman selaku juru runding dan Ketua Umum Partai Golkar kedelapan yang telah berupaya memfasilitasi acara islah sementara ini.
Selanjutnya, ia menyampaikan penghormatan atas kepada Ical yang telah hadir dan akan bersedia menandatangani kesepakatan islah ini. Namun, Agung menyampaikan hal itu dengan gaya sindiran.
"Yang saya hormati Ketua Umum Partai Golkar kesembilan, Pak Aburizal Bakrie dan saya ketua umum yang kesepuluh," ujar Agung disambut tepuk tangan dan gelak tawa dari jajaran pengurus PG kubunya.
Selanjutnya, Agung menyampaikan penandatanganan islah ini adalah bagian dari upaya agar PG bisa mendaftarkan calon kepala daerah dan mengikuti pilkada serentak mulai 9 Desember 2015 mendatang.
Saat mendapatkan giliran pidato, Ical mengeluarkan sindiran balasan untuk Agung.
"Yang saya hormati Ketua Umum Partai Golkar kedepalan, Pak Jusuf Kalla, dan syaya ikut mendoakan agar nanti pada saat. Munas yang akan datang, Pak Agung Laksono terpilih menjadi. Ketua Umum Partai Golkar kesepuluh," ujar Ical disambut gelak tawa dan tepuk tangan beberapa pendukungnya.
"Doa itu harus dijawab, harus didoakan, harus didoakan doa juga begitu, nggak boleh nggak didoakan," tambah Ical sembari tertawa kecil.
Selanjutnya, Ical yang mengenakan batik cokelat tua itu menceritakan upaya JK dalam memediasi kepengurusan Partai Golkar.
JK mendapatkan kesempatan pidato kali kedua saat hendak dilaksanakan penandatanganan berkas kesepakatan islah sementara.
Kali ini, JK yang merupakan bagian koalisi pemerintahan Jokowi mengeluarkan pernyataan sindiran untuk Ical.
"Tadi Pak Ical bilang mudah-mudahan Agung terpilih dalam Munas, itu karena memang mahzab yang dipakai mahzab Mahkamah Partai kan. Mahkamah Partai mengamanatkan 2016 harus Munas. Jadi, seperti itu. Jadi benar juga, doanya kira-kira satu tahun lagi untuk..," ujar JK disambut tawa oleh seorang dari peserta pertemuan.
JK menyampaikan, upayanya memediasi ini adalah agar partai sebesar Golkar mempunyai kepala daerah melalui proses pilkada.
"Menurut saya, kira-kira nanti teman-teman DPP akan kembali bersatu. Semua yang kemarin ada masalah teknis, Ical dan Agung, katakalah lah kemarin-kemarin di daerah ada perbedaan pandangan sehingga mereka diberhentikan, kita akan normalkan saja semuanya di tahun politik ini," ujarnya.
Selain saling sindir, Ical dan Agung pun terihat jarang saling bicara kendati duduk di kursi dengan satu meja. Hal itu terjadi pada para sekjen masing-masing. Bahkan, seorang perempuan pembawa acara beberapa kali meminta kepada masing-masing perwakilan kubu agar saling berbaur. "Silakan bapak-bapak untuk duduk saling berbaur, jangan kelompoknya saja, ini bikan ILC," ujar pembawa acara tersebut. (coz)