News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Panglima TNI Ajukan Kenaikan Tunjangan Babinsa Jadi Rp 1 Juta‎

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PANGLIMA TNI: SAMAKAN MISI DALAM MEMBANGUN SOLIDITAS - Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko memberikan pengarahan kepada Taruna Akademi TNI, Taruna Polri dan Praja IPDN serta mahasiswa peserta Latsitardanus (Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara) ke-35 tahun 2015, usai penutupan Latsitardanus ke-35 tahun 2015 di Lapangan Alun-Alun Kota Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (5/6/2015). Turut hadir dalam acara tersebut, Wakasau Marsdya TNI Bagus Puruhito, Asrenum Panglima TNI Mayjen TNI Sumedy, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha, Danjen Akademi TNI Mayjen TNI Harry Purdianto para Asisten Kas Angkatan serta Ketua Umum Dharma Pertiwi Ibu Koes Meoldoko beserta staf. (Puspen TNI).

‎TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengajukan kenaikan remunerasi bulanan bagi anggota TNI. Hal itu diungkapkan Moeldoko saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, Gedung DPR, Senin (8/6/2015).

Kenaikan remunerasi bagi Babinsa (Bintara Pembina Desa) anggota TNI yang betugas di Pos terdepan AU dan AL.‎

"Kami usulkan Babinsa, pos terdepan AU dan AL untuk dinaikkan tunjungannya. Karena selama ini hanya dapat Rp 50 ribu. Kami usulkan dapat Rp1juta per bulan ke DPR," kata Moeldoko di Gedung DPR, Jakarta.

Moeldoko berharap usulanya tersebut mendapatkan respon dari DPR. Apalagi‎ Babinsa anggota Pos terdepan TNI AL dan AU merupakan ujung tombak dari pertahanan negara dan jarang mendapat perhatian.

"Itu berkaitan dengan remunerasi yang pemerintah setujui, mudah-mudahan terealisasi," imbuhnya.

Sedangkan Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendukung usulan Jenderal Moeldoko. Menurutnya, kenaikan remunerasi TNI dapat‎ meningkatkan kinerja para anggota TNI di garis depan.

Tetapi, kata Fadli, kenaikan tersebut agak sulit direalisasikan dalam waktu dekat. Hal itu dikarenakan kondisi keuangan negara saat ini sedang sulit dimana kondisi ekonomi kita masih belum stabil.

"Kalau dalam keadaan normal saya kira tidak ada masalah. Tapi dalam keadaan kesulitan ekonomi kita itu yang jadi masalah," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini