TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Meski proses siraman berlangsung haru, namun ada satu momen yang membuat keluarga besar dan orang dekat Presiden Joko Widodo tertawa. Momen itu adalah saat Jokowi dan Gibran melakukan tradisi "gendhongan" usai melakukan siraman. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang turut hadir dalam acara itu, pun tertawa mengingatnya.
"Ya mas Gibran soalnya ngomong gini "bapak nggak kuat". Ha-ha-ha," ucap Rudy usai meninggalkan kediaman Jokowi, Rabu (10/6/2015).
Prosesi menggendong anak yang dilakukan oleh bapak adalah bagian dari tahap siraman berdasarkan adat Jawa. Setelah calon pengantin pria disirami oleh sembilan orang perwakilan keluarga dan orang dekat, maka calon pengantin pria akan digendong oleh bapaknya menuju tempat ganti baju sebagai tanda orang tua siap melepas anak mereka ke jenjang berikutnya. Nah, pada saat menggendong Gibran di punggungnya itu, Jokowi rupanya keberatan.
"Banyak yang ketawa, karena ini yang lucu," cerita Rudy yang pernah menjadi pendamping Jokowi di Solo itu.
Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnama pun sependapat dengan Rudy. Menurut dia, pada momen "gendhongan" itu terlihat Jokowi begitu dekat dengan sang anak sehingga menciptakan suasana akrab dan riang di antara para tamu keluarga yang hadir.
"Ya, menggemberikan. Kalau nggak kuat, ya normal lah itu ya walau pun sama-sama kurus. Ha-ha-ha," seloroh pria yang biasa disapa Pak Pur itu.
Setelah mengikuti acara siraman, Jokowi sempat bekerja menyelesaikan tugas kepresidenannya. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang tiba di Solo juga membawakan setumpuk dokumen untuk ditandatangani.
Selanjutnya, Presiden akan mempersiapkan diri melakukan tahap pernikahan Gibran-Selvi yaitu peningset dan midodareni. Pada acara peningset, akan ada penyerahan seserahan kepada keluarga Selvi sebagai tanda pengikat silaturahmi antar dua keluarga.
Penulis: Sabrina Asril