TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku kaget saat menonton media Internasional mengenai jatuhnya pesawat Hercules di Medan, Sumatera Utara. Menurut Fahri peristiwa tersebut dianggap fatal.
"Ini kejadian besar, bagaimana sebuah negara dianggap kekuatan militer yang gagal. Ini fata sekali. Alutsista tidak boleh gagal, saya setuju mengevaluasi secara mendasar alutsista," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/7/2015).
Hingga kini masih diselidiki apakah pesawat tersebut berasal dari hibah atau pembelian baru. Namun, usia pesawat tersebut sudah tua. Politikus PKS itupun mendesak pemerintah melakukan modernisasi alutsista Indonesia.
"Kita perlu memodernisasi alat-alat persenjataan kita. Gagalnya alutsista kita, ini aurat bangsa. Masa semuanya berantakan dan tua. Jelas ini mengganggu pertahanan," tuturnya.
Sementara Anggota Komisi I DPR Sukamta menilai musibah tersebut diharapkan menjadi momentum untuk memperbaiki dan membenahi alutsista dengan terus meningkatkan anggaran.
"Kecelakaan Hercules ini memang musibah. Tapi kita harus jadikan ini momentum untuk membenahi alutsista dengan cara membeli alutsista yang baru dan fungsional. Untuk itu kita perlu tingkatkan (lagi) anggaran TNI," katanya.
Politisi dari Fraksi PKS ini menjelaskan bahwa TNI memiliki program Renstra dan MEF (Minimum Essential Forces).
Renstra yang dibuat TNI terbagi ke dalam 3 tahap, yaitu renstra tahap I (2005-2009), renstra tahap II (2010-2014) dan renstra tahap III (2015-2019). Anggaran untuk Renstra tahap II meningkat 100% dari tahap I. Sedangkan untuk tahap III anggaran meningkat hampir 100%.