Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sekretaris Negara Pratikno dinilai amatiran, menyusul kesalahan penulisan akronim Badan Intelejen Negara menjadi Badan Intelejen Nasional, seperti termaktub dalam undangan pelantikan Sutiyoso sebagai Kepala BIN di Istana Negara.
"Sebagian anggota Komisi I DPR yang diundang pelantikan tidak hadir karena merasa menerima undangan palsu. Badan Intelijen Nasional tidak pernah ada. Karena itu mereka memutuskan tidak menghadiri undangan," ujar anggota Komisi I DPR Elnino Husein di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Ia menilai aneh atas kesalahan mendasar tersebut. Padahal, pegawai di Sekretariat Negara merupakan lulusan luar negeri. Kesalahan remeh temeh tersebut menjadi pertanda mereka yang lulusan luar negeri justru tidak mengerti soal negara.
"Nama lembaga saja salah, bagaimana konsepsi kenegaraannya? Yang bertanggungjawab ya Mensesneg lah. Minimal dia bilang, 'Mohon maaf atas ketidakprofesional ini, dan insya Allah tdk akan terulang lagi.' Kita juga maklum kalau dia sudah sampaikan begitu," tutur Elnino.
Politikus Gerindra itu mengakui manusia sering mengalami kesalahan. Namun dalam ketatanegaraan tidak boleh salah, apalagi di Sekretariat Negara.
"Syahrini yang cuma salah tulis satu huruf saja di-bully di media sosial, apalagi ini sebuah kementerian yang salah tulis sampai satu kata. Enggak perlu lah. Kesalahannya sudah terlanjur terpublikasi, untuk apa lagi diundang DPR?" kata dia.
Undangan pelantikan Sutiyoso dikirimkan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia bercap Kemensesneg. Di situ tertulis 'mengharap dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada acara Pelantikan Kepala Badan Intelejen Nasional dan Panglima Tentara Nasional Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia'. Hari Rabu, tanggal 8 Juli 2015, pukul 12.45 WIB bertempat di Istana Negara, Jakarta.