TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Brigjen Pol Basariah Panjaitan menjadi satu-satunya jenderal wanita dari unsur Polri dalam seleksi calon pimpinan KPK. Setelah lulus seleksi tahap awal, yakni administrasi, ia pun kembali optimis lulus dalam uji pembuatan makalah.
"Harus optimis doag kalau orang melangkah," kata Basariah usai uji pembuatan makalah di Pusdiklat Sekretariat Negara, Cilandak, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Meski optimis, Basariah enggan sesumbar. Ia beberapa kali menolak menjawab pertanyaan dari wartawan, termasuk tentang gambaran materi makalah yang ditulisnya.
Basariah langsung menempelkan telepon genggamnya di telinga saat beberapa wartawan menghampirinya untuk wawancara seusai uji pembuatan makalah.
Bahkan, sebelum meninggalkan ruang pengujian, Basariah terlihat gelisah. Ia terlihat beberapa kali merapikan kertas folio makalahnya hingga memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
Namun, beberapa saat kemudian ia kembali barang-barangnya itu dan melakukan aktifitas seperti orang tengah menulis. Sesekali ia menoleh ke arah belakang ruangan, tempat beberapa wartawan tengah melakukan peliputan.
Basariah mengakui, dirinya belum bisa memberikan banyak pernyataan ke media massa lantaran proses seleksi calon pimpinan KPK belum rampung.
"Nanti lah, kan masih panjang. Nanti saja kalau sudah terpilih," jawab Basariah saat ditanya kesiapannya mengundurkan diri dari Polri jika terpilih menjadi pimpinan KPK.
Ia hanya menanggapi santai saat disinggung menjadi satu-satunya calon pimpinan KPK andalan dari petinggi Polri, termasuk Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan.
"Ah bisa aja," ujarnya.
Perwira tinggi Polri yang banyak bergelut di bidang reserse dan terakhir menjadi pengajar atau Widyaiswara Madya Sespimti Polri Lemdikpol itu juga mengaku tak melakukan persiapan khusus sebelum menjalani uji pembuatan makalah kali ini.
"Nggak usah disiapkan, sudah pekerjaan saya sehari-hari ini," katanya.
Brigjen Pol Basaria Panjaitan, SH, MH, adalah perempuan kelahiran Pematangsiantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957 (57 tahun). Ia merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak Oktober 2010 mengemban amanat sebagai Widyaiswara Madya Sespimti Polri Lemdikpol.
Basaria yang lulusan Sarjana Hukum lulusan Sepamilsukwan Polri I Tahun Angkatan 1983/1984 tersebut lebih banyak bertugas di bidang reserse.
Ia pernah menjabat Kabag Serse Narkoba Polda NTB (1997 - 2000), Kabag Narkoba Polda Jabar (2000-2004), Dirserse Kriminal Polda Kepri (2006-2008). Polwan jenderal bintang satu ini sebelumnya menjabat sebagai Kapusprovos Divpropam Polri (2009), Karo Bekum SDelog Polri (2010).
Basaria masuk Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi dan ditempa di sana. Lulus dengan pangkat Ipda, Basaria ditugaskan di Reserse Narkoba Polda Bali.
Dari sana, ia menempati beberapa pos penugasan, di antaranya Kepala Biro Logistik Polri, Kasatnarkoba di Polda NTT dan menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau. Dari Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri, menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim.
Riwayat Jabatan:
- Paur Subdisbuk Disku Mabes Polri (1984)
- Panit Sat. Idik Baya Ditserse Mabes Polri (1990)
- Kasat Narkoba Polda NTB (1997)
- Kabag Narkoba Polda Jabar (2000)
- Dir Reskrim Polda Kepri (2007)
- Penyidik Utama Dit V/Tipiter Bareskrim Polri (2008)
- Kapusprovos Divpropam Polri (2009)
- Karobekum Sdelog Polri
- Widyaiswara Madya Sespim Polri (2010)