TRIBUNNEWS.COM - Jalan tol Cikopo Palimanan (Cipali) terbukti mampu mempersingkat waktu tempuh perjalanan Jakarta-Cirebon dari 5-6 jam menjadi 2,5 sampai tiga jam.
Saat Tour de Java menjajal jalan tol yang dibangun oleh PT Lintas Marga Sedaya tersebut, Cikopo Palimanan dapat ditempuh dalam tempo 90 menit pada kecepatan 60 80 Km/jam.
Perjalanan pada Rabu (24/6), relatif lancar lantaran jalanan masih lengang.
Begitu masuk Jalan Tol Cipali dari Cikampek, hanya satu ruas jalan yang dapat dilalui.
Sebagian jalan masih ditutup kerucut lalu lintas (traffic cone) berwarna oranye?
Sebelum menuju perbatasan Kabupaten Purwakarta dan Indramayu di Km 123, pemandangan cukup indah menemami perjalanan.
Pemandangan di kawasan itu berganti-ganti antara hamparan sawah, kebun jati, dan kebun karet.
Jalanan sangat mulus dan sebagian berupa jalan beton.
Di Km 102 terdapat rest area atau tempat istirahat baik untuk kendaraan dari barat menuju timur.
Rest area tersebut dilengkapi SPBU dan musala.
Menurut pengelola Tol Cipali, rencananya ada 8 rest area di jalan tol sepanjang 116,7 km tersebut.
Penerangan di Jalan Tol Cipali sangat minim.
Penerangan hanya ada di rest area ataupun di persimpangan menuju pintu keluar misalnya di persimpangan menuju pintu keluar Subang.
Mulusnya Jalan Tol Cipali juga bisa mengundang bahaya. Dalam 10 hari pertama sejak diresmikan, telah terjadi 30 kecelakaan di Jalan Tol Cipali.
"Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, baik kelalaian maupun kelelahan," ujar perwira Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jabar Ipda Dasep.
Menurut Dasep, Polda Jabar menerjunkan 46 personil untuk melayani pengguna Jalan Tol Cipali. Para anggota PJR itu dibagi ke dalam dua gugus tugas wilayah, yakni barat dan timur.
"Kami dilengkapi enam kendaraan untuk patroli 24 jam," ujar Kepala Unit PJR Polda Jabar, Ipda Gugun Gunadi yang ditemui di Pintu Tol Subang, Rabu (24/6).
Polisi belum bisa menentukan titik-titik rawan kecelakaan atau blank area di Jalan Tol Cipali.
"Kami belum bisa menentukan daerah mana saja yang masuk blank area atau blank spot, itu biasanya butuh waktu enam bulan untuk memetakannya," ujar Gugun Gunadi.
Penentuan blank area, menurutnya, tidak didasarkan pada jumlah kecelakaan yang terjadi di satu lokasi.
Penentuan blank area harus didasarkan pada penelitian yang melibatkan berbagai unsur di antaranya kepolisian, akademisi, hingga perancang dan pembuat jalan tol.
Sebelumnya Kapolda Jabar Irjen Moechgiyarto mengatakan, sebagian besar kecelakaan di Jalan Tol Cipali merupakan kecelakaan tunggal yang disebabkan human error.
Jalanan lurus dan sedikitnya tempat peristirahatan membuat pengemudi kelelahan dan kehilangan konsentrasi.
"Mungkin karena jalannya mulus dan treknya panjang sehingga pengemudi lelah. Kami sudah minta rest area ditambah," katanya.
Pantauan Tour de Java, Pos PJR di pintu tol Subang, terdapat 9 kendaraan ringsek akibat kecelakaan di tol Cipali.
Kebanyakan kendaraan rusak berat bahkan ada yang sampai mesinnya lepas dari sasis.
Kendaraan tersebut di antaranya sebuah mobil boks, dua truk, satu bus, dan lima mobil pribadi. (taf/len)