News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Calon Pimpinan KPK

Jangan Sampai Capim Pesanan Sponsor Lolos Kuasai KPK

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Pansel Capim KPK Destri Damayanti (kedua kiri) bersama anggota mengumumkan nama-nama Calon Pimpinan KPK yang lolos seleksi tahap kedua di Gedung Setneg, Jakarta Pusat, Senin (14/7/2015). Sebanyak 48 calon pimpinan KPK berhasil lolos seleksi tahap kedua yang terdiri dari 9 orang dari penegak hukum, 8 orang akademisi, 6 orang korporasi, 5 orang KPK, 4 orang auditor, 3 orang advokat, 3 orang CSO, 4 orang dari lembaga negara, 3 orang PNS dan lainnya 3 orang. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitia seleksi harus mampu menangkal campur tangan kelompok kepentingan yang ingin meloloskan jagoan mereka sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatang.

"Pansel capim KPK harus ekstra waspada. Sekali lagi, jangan terpukau pada kualifikasi, riwayat karier atau popularitas figur. Jauh lebih penting adalah bersihnya rekam jejak," kata politikus Golkar Bambang Soesatyo di Jakarta, Minggu (26/7/2015).

Pansel memiliki keleluasaan lebih besar setelah jumlah capim KPK berkurang. Sehingga untuk menelusuri jejak rekam berikut sponsor capim KPK bisa dideteksi lebih dini dan KPK ke depan tetap steril dari kepentingan siapa pun.

Bambang mengklaim saat ini KPK sudah kecolongan. Indikatornya sejumlah kasus besar seperti skandal Bank Century, penyalahgunaan dana BLBI dan kasus pajak tak kunjung rampung.

"Kasus-kasus besar itu bisa diambangkan karena desakan maupun tekanan dari kelompok-kelompok kepentingan yang ‘memiliki’ orang kepercayaan mereka di KPK.‎ Kecolongan itu tak boleh berulang," kata dia.

Semakin menciutnya capim KPK, semakin pansel diuji baik reputasi, kredibilitas dan moralnya. Jangan sampai pansel tergoda oleh kelompok-kelompok yang menjagokan figur tertentu demi melanggengkan kepentingan mereka.

"Bisa terbentuk kekuatan yang sangat besar dan powerful manakala kelompok-kelompok kepentingan itu bergabung untuk tujuan dan target yang sama," sambung Bambang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini