News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Advertorial

Kementerian Kesehatan Terus Awasi Penyebaran Virus MERS

Penulis: Sponsored Content
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Praktik simulasi korban terduga virus MERS di Bandara Soekarno Hatta, Jumat (3/7/2015). Kementerian Kesehatan sejauh ini terus mewaspadai penyebaran virus MERS meski pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan wabah itu berakhir di Negeri Ginseng. (Ilustrasi/Warta Kota/Nur Ichsan)

TRIBUNNEWS.COM -  Virus MERS memang telah dinyatakan berakhir di Korea Selatan. Namun, berbagai negara terus mewaspadai penyebaran virus berbahaya tersebut.

Berbagai langkah tetap dilakukan sesuai prosedur agar tidak ada warga negara yang terinfeksi virus dan menjadi korban.

Indonesia merupakan salah satu negara tersebut. Melalui Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Indonesia tetap menjalankan berbagai langkah pencegahan agar virus MERS tidak menyebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Satu langkah yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah memperkuat pengawasan di beberapa titik masuk penduduk, seperti pelabuhan, bandara, stasiun, terminal, dan tempat-tempat publik lainnya.

“Tanjungpinang, Batam dan Bintan merupakan pintu keluar-masuk haji. Karena itu sistem dan peralatan pengawasan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi menyebarnya virus MERS,” ungkap Nila F Moeloek di Tanjungpinang, Jumat (24/7/2015).

Penduduk yang baru pulang haji memang menjadi salah satu perhatian penting Kemenkes. Sebab, selain Korea Selatan, beberapa negara Timur Tengah memang jadi salah satu tempat bersarangnya virus MERS.

Oleh karena itu, Kemenkes meminta petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjungpinang dan Batam terus melakukan pemeriksaan terhadap para jamaah haji, baik yang berangkat maupun yang pulang. Kebijakan itu dilakukan agar kesehatan masarakat terjamin.

Menkes menyatakan, virus MERS termasuk penyakit yang mengerikan. Kejadian seperti di Korea Selatan diharapkan tidak terjadi di Indonesia.

“Gara-gara satu orang yang terinfeksi virus MERS di negara lain, sebanyak 70 ribu orang harus diisolasi. Ini kan mengerikan,” ungkap Menkes.

Selain meminta pihak-pihak terkait memantau para jamaah haji, Menkes juga menyatakan akan memeriksa kondisi para imigran gelap. Menurutnya, jangan sampai para imigran gelap datang membawa penyakit ke Indonesia.

“Kami minta pada pihak yang menangani imigran gelap, agar kami diberi kesempatan memeriksa kesehatan mereka,” tutur Menkes.

Sejauh ini beberapa daerah di Indonesia memang menjadi sasaran empuk para imigran gelap. Misalnya Kepulauan Riau dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Di dua daerah tersebut, banyak imigran gelap yang sedang mencari suaka.

Oleh karena itu, Menkes menegaskan, Kemenkes telah membangun posko-posko kesehatan di dua wilayah itu agar pemeriksaan dapat dilakukan. Sebab, setiap potensi penyebaran virus MERS harus tetap diwaspadai agar tidak ada korban jatuh.

Hingga saat ini Menkes menyatakan tidak ada penderita virus MERS di Indonesia. Namun, meski demikian, berbagai langkah pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan Kementerian Kesehatan agar kondisi aman ini dapat terus berlangsung dalam jangka waktu lama.

“Selama ada potensi penyebaran virus mematikan, seperti MERS atau Ebola, kami wajib melakukan upaya-upaya untuk mengantisipasinya,” tegas Menkes. (advertorial)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini