TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meyakini berhasil tidaknya pemberantasan rasuah, sangatlah tergantung kepada partisipasi masyarakat.
Tanpa adanya dukungan dan keterlibatan publik nyaris mustahil pemberantasan korupsi bisa mendapatkan hasil yang optimal.
Karena itu, tidak henti-hentinya KPK merancang program peningkatan kepedulian dan kontribusi publik untuk ambil bagian dalam upaya memberantas korupsi.
Kali ini, KPK berinisiatif menggelar program jurnalisme warga.
Menggandeng praktisi film, Lexi Lambadetta, KPK melalui Kanal KPK TV medium audio visual berbasis internet yang dimiliki KPK menggelar workshop jurnalisme warga. Untuk kali pertama pada 2015, workshop diadakan di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah, Solo pada Kamis, 30 Juli 2015.
"Selanjutnya pada tahun ini, kegiatan serupa akan menyambangi Mataram, NTB; Banda Aceh, NAD; dan Makassar, Sulawesi Selatan," kata Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha dalam keterangan persnya diterima Tribun, Kamis (30/7/2015).
Diungkapkannya, peserta sasaran kegiatan ini adalah masyarakat luas di kota tempat penyelenggaraan, khususnya mereka yang tertarik dan peduli untuk menyoroti kondisi yang ada di lingkungan sekitar.
Dalam kegiatan tersebut, peserta akan diberikan materi pengetahuan seputar jurnalisme warga dan kemampuan teknis yang dibutuhkan.
"Nantinya, hasil laporan jurnalisme warga tersebut dapat diunggah ke kanaKPK TV sehingga dapat disaksikan oleh masyarakat luas," kata priharsa.
Menurut Priharsa, KPK meyakini, apabila inisiatif dan partisipasi masyarakat melalui jurnalisme warga meluas, akan mampu membangkitkan kepedulian dan fungsi kontrol oleh masyarakat terhadap penyelenggaraan negara, khususnya pelayanan publik.
Sehingga, ruang-ruang bagi perbuatan korupsi dan perilaku koruptif semakin terbatas dan sempit karena ada banyak "mata" yang mengawasi dan memelototi.
Di sisi lain, jurnalisme warga juga diharapkan dapat memperluas ruang bagi orang-orang baik di lingkungan sekitar yang kerap luput dari perhatian.
"Tentu saja kita semua berharap, bangsa ini tidak akan pernah kehabisan keteladanan. Karena sejatinya keteladanan itu ada di sekitar kita, dan hidup dengan nilai-nilai kearifan dan lokalitasnya," imbuh Priharsa.