TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Pimpinan Pesantren Tebu Ireng, Sholahuddin Wahid, menegaskan dirinya tidak akan mundur dalam pencalonan sebagai ketua umum Nahdlatul Ulama (NU) dalam muktamar NU ke-33 yang sedang berlangsung di Jombang, Jawa Timur.
"Saya tidak mengundurkan diri karena kalau mengundurkan bukan sekarang tapi bulan lalu atau dua bulan yang lalu saya tegaskan saya tidak mengundurkan diri dan tegaskan sehat wal afiat meski kepala tujuh," kata Gus Sholah saat konferensi pers di Media Center Muktamar NU, Minggu (2/8/2015).
Gus Sholah menjelaskan bahwa ada isu beredar bahwa dirinya akan mengundurkan dari pencalonan. "Saya menegaskan ini karena ada banyak sms yang masuk ke handphone saya," ujar Gus Sholah.
Adik kandung Gus Dur ini juga melihat bahwa pelaksanaan muktamar kali ini banyak mengalami keganjalan terutama perilaku panitia yang mempersulit muktamirin untuk melakukan proses registrasi.
"Kita kemarin menyaksikan pak Malik Madani melakukan perlakuan diskriminatif dan pemaksaan kehendak, alhamdulillah itu bisa diatasi tapi jangan muncul lagi," katanya.
"Semalama ketua PBNU bilang muktamar harus dengan akhlaqul karimah, kecurangan dan pemaksaan kehendak itu bukan Akhlaqul karimah.Panitia tidak akhlaqul karimah karena ada beberapa yang mempraktikkan hal-hal kotor," tuding Gus Solah.
Gus Solah dipastikan akan bersaing dengan beberapa kandidat ketua PBNU lainnya termasuk Said Aqil Siradj yang saat ini masih menjabat ketua umum PBNU. Dalam ungkapannya Gus Solah menyinggung tradisi dalam NU.
"NU ini didirikan oleh ulama-ulama yang ilmunya tinggi dan ikhlas jadi jangan dikotori dengan praktek-praktek yang kotor seperti money politic karena ada banyak orang yang datang ke Tebu Ireng memberi iming-imingi memberikan sesuatu kepada cabang-cabag," katanya.
"Saya mengimbau kepada pihak yang mengiming-imingi berhentilah melakukan politik NU karena Anda merusak NU," pungkas Gus Solah.