TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar telah resmi dibuka. Selain Presiden Jokowi dan beberapa menteri Kabinet Kerja tampak hadir beberapa tokoh nasional termasuk Raja J. Antoni, Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bagi Toni, begitu biasanya ia disapa, Muktamar Muhammadiyah ini mengingatkannya pada Muktamar Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM, kini IPM) tahun 1998 dimana ia terpilih menjadi sekretaris jenderal PP IRM periode 1998-2000.
"Pembukaan Muktamar IRM ketika itu persis pada hari Pak Harto 'lengser ke prabon', tanggal 21 Mei 1998. Pak Amien Rais , ketua PP Muhammadiyah ketika itu, yang sedianya datang membuka acara terpaksa batal karena ketegangan situasi politik di Jakarta," ujar Toni, Selasa(4/8/2015).
Toni menambahkan Pembukaan Muktamar IRM 1998 menjadi muktamar yang penuh suka-gembira karena tuntutan reformasi yang disimbolkan oleh turunnya Pak Harto berhasil. Apalagi salah seorang yang "pasang badan" memimpin gerakan reformasi adalah Pak Amien Rais.
Toni berharap muktamar Muhammadiyah kali ini menghasilkan keputusan yang strategis demi kelangsungan dakwah Muhammadiyah termasuk ketua umum yang visioner.
"Pak Amien, Buya Syafii dan Pak Din telah membawa Muhammadiyah ke tengah-tengah pergumulan masalah nasional bahkan internasional. Ketua umum terpilih mesti meneruskan dan meningkatkan peran-peran kebangsaan dan kemanusian Muhammadiyah," pungkas Toni.