News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korupsi Kondensat

Tersangka HW Akan Diperiksa di KBRI Singapura

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGELEDAHAN KANTOR - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri menggeledah kantor PT Polytama propindo dan Tuban LPG di Lantai 20, Mid Plaza, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (18 /6/2015). Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri menggeledah kantor salah satu pendiri TPPI Honggo Wendratmo dan rumah tersangka kasus dugaan korupsi penjualan kondensat dari SKK Migas kepada PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI). Di antaranya rumah mantan Kepala BP Migas Raden Priyono dan dua unit rumah mantan Deputi Ekonomi, Pemasaran BP Migas Djoko Harsono. Warta Kota/henry lopulalan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Victor E Simanjuntak, mengatakan tanggal 7 Agustus 2015 nanti pihaknya akan kembali memeriksa mantan pemilik PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (PT TPPI) Honggo Wendratno (HW), tersangka korupsi kondensat.

"Pemeriksaan dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di Singapura, bukan di rumah sakit tempat dia (HW) dirawat," kata Victor, Rabu (5/8/2015) di Mabes Polri.

Diutarakan Victor, dalam pemeriksaan pada beberapa minggu lalu di Singapura memang Honggo sudah banyak menjelaskan berbagai hal termasuk saham miliknya.

Menurut Honggo, kalau saham miliknya dibeli maka hasil penjualannya mampu digunakan untuk membayar seluruh hutang PT TPPI. Namun walau mampu membayar, tetap saja Honggo dipidanakan dan statusnya sebagai tersangka tidak gugur.

‎Victor menambahkan nantinya usai pihaknya memeriksa Honggo, ia akan mendapat cap dari pihak kedutaan.

‎Untuk diketahui dalam kasus ini penyidik Dittipideksus Bareskrim Polri telah menetapkan status tersangka pada Honggo bersama dua orang lainnya dari BP Migas (sekarang BP Migas) yaitu, mantan Deputi Finansial dan Pemasaran BP Migas, Djoko Harsono dan Kepala BP Migas, Raden Priyono.‬

‪Dalam kasus ini, negara mengalami kerugian mencapai Rp 2 triliun akibat penjualan kondensat melalui penunjukan langsung oleh BP Migas tahun 2009 sampai 2011.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini