TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Anggaran Uchok Sky Khadafi mengungkapkan penyerapan anggaran di legislatif sangat rendah. Uchok menilai wajar ditemukan rendahnya penyerapan anggaran legislatif tersebut.
"Rendahnya penyerapan ini, sangat wajar, karena ini kesalahan fatal pada sekretaris Jenderal, baik itu MPR, DPR, dan DPD dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan proyek proyek mereka," ujar Uchok melalui keterangannya, Jumat (7/8/2015).
Uchok menjelaskan rendah penyerapan disebabkan oleh anggota MPR, DPR, dan DPD yang terlalu banyak masa reses, yaitu lima kali dalam setahun.
"Sampai hari ini, DPR belum masuk, tapi gaji Dan tunjangan jalan terus," ucap Uchok.
Oleh karena itu, Direktur Center for Budget Analysis ini mengatakan terlalu banyaknya libur maka penyerapan anggaran menjadi rendah juga.
Berikut rendahnya anggaran di legislatif:
1). MPR alokasi anggaran sebesar Rp.977.3 milyar, dan perkiraan realisasi pada.semester 1, baru sebesar Rp.208,3 milyar atau baru 21.3 persen. Padahal, tahun 2014, dan realisasi pada semester satu bisa sampai sebesar 40.3 persen
2).DPR punya alokasi anggaran sebesar Rp.5.1 Triliun untuk tahun 2015. Dan sudah dihabiskan atau perkiraan realisasi pada semester sebesar Rp.1.3 Triliun atau hanya sebesar 26. 4 persen. Padahal pada waktu tahun 2014, semester 1, realisasi anggaran bisa sampai 35.6 persen.
DPD punya alokasi anggaran sebesar Rp 1.1 Triliun untuk tahun 2015. Dan sudah dihabiskan atau realisasi anggaran pada.semester 1 baru sebesar Rp.310 milyar atau baru sebanyak 27.3 persen. Padahal, semester 1 tahun 2014, bisa mencapai sebanyak 38.1 persen.
Dari persoalan diatas, Uchok menyarankan agar MPR,DPR dan DPD segera meningkatkan kinerja agar mempercepat penyerapan anggaran mereka.