Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Demokrat, Mayjen TNI (Purn) Yahya Sacawiria, meminta Polri dan aparat lainnya melacak sampai ke hulu keberadaan 2.952 butir peluru yang ditemukan di CSC Garuda Indonesia Cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Senin (24/8/2015).
Mantan petinggi TNI AD ini menilai perlu ditelusuri sumber ribuan amunisi itu dari luar negeri atau dari dalam negeri sendiri. "Kalau itu sumber dari luar, maka berhenti di TKP. Titik lemah lolos sampai ke TKP mengapa? Teledor, tidak teliti atau ada hal-hal lain. Nah tinggal Usut," ujar Yahya kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Sebelumnya, Polda Metro Jaya bekerjasama dengan Kodam Jaya dan Mabes Polri menyelidiki temuan 2.952 butir peluru di CSC Garuda Indonesia Cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten.
Amunisi tanpa dokumen resmi tersebut rencananya akan dikirim ke Jayapura, Papua. Amunisi diduga dipesan oleh timsus separatis di bumi Cendrawasih tersebut.
"Kami melakukan penelusuran. Dir Intelkam Polda Metro Jaya berkoordinasi dengan Asisten Intel Kodam Jaya dan Mabes Polri," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal kepada wartawan, Selasa (25/8/2015).
Rabu (26/8/2015) pagi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Mohammad Iqbal, mengatakan amunisi itu dikeluarkan oleh Bidang Sarana dan Prasarana Mako Brimob Kelapa Dua untuk Polda Papua Barat.
"Keperluan untuk pelaksanaan latihan. Dokumen sudah diperiksa dan sah ada surat perintah pengeluaran materil dari Bidang Sarana dan Prasarana Mako Brimob Kelapa Dua kepada Polda Papua Barat," ujar Iqbal ditemui di Polda Metro Jaya.
Mantan Kapolres Metro Jakarta Utara tersebut menjelaskan amunisi sempat tertahan di bandara, karena petugas yang membawa amunisi tidak membawa surat SPPM (Surat Perintah Penerimaan Materiil).
Dia menjelaskan amunisi dikirim melalui bandara sebagai upaya mempercepat sampai ke tempat tujuan. "Ini karena mendesak daerah sana butuh latihan untuk melaksanakan tugas," kata dia.