TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pengoperasian waduk Jatigede di Sumedang, Jawa Barat akan dilakukan hari ini.
Proyek waduk tersebut untuk mengantisipasi kekeringan dan banjir di wilayah Sumedang, Majalengka dan Indramayu.
"Dengan ridho Allah, mudah-mudahan besok pagi bisa sukses, bisa terwujud berkat doa-doa bapak-bapak senior kita," ujar Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Minggu(30/8/2015) malam.
Basuki mengaku terharu karena hasil kerja keras pemerintah dari sejak Indonesia merdeka, bisa terwujud pagi hari nanti.
"Mudah-mudahan besok aman, semua lancar, bisa menutup pekerjaan bapak-bapak dari 60 tahun yang lalu," kata Basuki.
Malam sebelum operasi waduk Jatigede, hampir seluruh pejabat dan jajaran Kementerian hadir di kota Cirebon.
Mereka melakukan jamuan malam dan ramah tamah menjelang hari besar yang telah lama dinantikan dalam menggenangi air waduk Jatigede, karena selalu terhambat akibat banyak penduduk yang sengaja membangun rumah di tempat yang akan dialiri air.
Malam itu, pemerintah daerah, mantan kepala balai wilayah, dan para pejabat Kementerian PUPR disuguhan musik dari band lokal.
Untuk diketahui nilai investasi Waduk Jatigede senilai 467 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,6 triliun. Waduk Jatigede telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk, dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar.
Pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun 1990-an, rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat. Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982.