TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan proyek waduk Jatigede yang baru diresmikan dinilai akan mengganggu ketersedian air untuk kebutuhan pertanian di Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat.
Hal tersebut disampaikan oleh Edo Rahman, Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) dalam konferensi pers terkait kasus waduk Jatigede di Kantor YLBHI, Cikini, Jakarta.
"Membutuhkan waktu tujuh bulan untuk menggenangi baru bisa penuh. Air untuk Cirebon dan Indramayu akan terhenti. Proses pertanian di sana akan terhenti," kata Edo Rahman, Senin (31/8/2015).
Penggenangan waduk Jatigede yang dimulai hari ini hingga tujuh bulan ke depan, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, dikhawatirkan Walhi akan mematikan sektor pertanian rakyat yang ada di Cirebon dan Indramayu.
"Pemerintah membuat logika terbalik dalam proyek penggenangan ini," ujar Edo.
Menurut data dari Sub Direktorat Sistem Informasi dan Data Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membutuhkan waktu 219 hari untuk menggenai waduk yang telah direncanakan sejak masa kolonial Belanda tersebut.
Dalam proses penggenangan pemerintah akan mengalihkan debit air dari sungai Cimanuk ke waduk Jatigede.