TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- TAK sulit menemukan rumah calon pimpinan KPK Brigjen Basaria Panjaitan di Jalan Cililin I No 14, Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta selatan.
Beberapa orang di tepi Jalan Cililin I yang ditanya letak rumah Basaria, bisa menjawab secara tepat dan cepat. Basaria rupanya cukup terkenal di lingkungan tempat tinggalnya.
Seorang petugas keamanan sebuah rumah di kawasan itu mengakui keramahan Basaria. "Orangnya ramah, semua orang sini tahu," ujarnya, Minggu (30/8).
Basariah yang jenderal bintang satu, senantiasa tampil seperti para tetangganya yang kebanyakan warga sipil dan pekerja kantoran. Tidak ada pengawalan ataupun penjagaan khusus di rumahnya.
"Sama dari kebanyakan warga di sini yang pekerja, bedanya beliau dinas di kepolisian," imbuh petugas keamanan itu.
Informasi yang diperoleh Tribun menyatakan, mantan Direktur Reskrim Polda Kepulauan Riau tersebut, belum lama tinggal di Jalan Cililin I. "Belum sampai lima tahun," ujar seorang pekerja di rumah Basaria.
Dari segi arstitektur, rumah Basaria tak berbeda dari rumah-rumah tetangganya. Hanya saja, cat putih pada dinding dan cokelat pada kusen rumah Basaria terlihat lebih terang sehingga mengesankan umur rumah tersebut masih sangat muda.
Rumah Basaria merupakan bangunan dua lantai dan bergaya minimalis. Di lantai dua terdapat balkon yang luasnya kurang dari 10 meter persegi. Pagar hitam setinggi dua meter menjadi pembatas antara halaman dan jalanan.
Pada bagian depan rumah terdapat taman yang ditumbuhi tanaman-tanaman hias yang tingginya tak melebihi tinggi pagar. Di dekat taman itu terdapat carport yang kira-kira muat untuk dua mobil.
Saat Tribun menyambangi rumah tersebut, sang pemilik sedang ke luar kota dan tak ada kendaraan yang parkir di carport rumah tersebut.
Di portal Anti-Corruption Clearing House (ACCH), hanya ada satu LHKPN atas nama Basaria Panjaitan. Laporan itu disampaikan pada 12 Mei 2015 dan jabatan Basaria adalah Widyaiswara Madya Sekolah Staf Pimpinan (Sespim) Lembaga Pendidikan (Lemdik) Polri.
Pada laporan tersebut, Basaria tak menyebutkan kepemilikan tanah dan bangunan di Jakarta Selatan. Selain itu, Basaria menuliskan angka 0 pada bagian alat transportasi. Harta bergerak Basaria hanya terdiri atas logam mulia senilai Rp 50 juta dan benda bergerak lainnya senilai Rp 500 juta.
Sementara pada bagian harta bergerak, Basaria menyatakan 10 properti yang tersebar di Medan, Batam, Jabodetabek, dan Lombok Barat. Aset terbesar Basaria adalah tanah dan bangunan seluas 6.035 dan 1.522 meter persegi di Kota Tangerang. Nilai aset tersebut mencapai Rp 5,7 miliar.
Aset terbesar kedua adalah gabungan tiga bidang tanah di Batam yang total nilainya mencapai Rp 824 juta. Berikutnya adalah tanah seluas 952 meter persegi di Medan senilai Rp 812 juta. Secara keseluruhan, total nilai seluruh tanah dan bangunan Basaria mencapai Rp 8,886 miliar dan nilai seluruh hartanya mencapai Rp 9,896 miliar.