News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Pertamina Foundation

Ada Segudang Barang Bukti di Pertamina Foundation Belum Terangkut

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Brimob berjaga di depan kantor pertamina foundation saat penggeledahan yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri terkait kasus korupsi dana corporate social responsibility pertamina sepanjang 2012-2014 di kawasan Simprug, Jakarta Selatan, Selasa (1/9/2015). Bareskrim Mabes Polri mengusut kasus dugaan korupsi Menabung 100 Juta Pohon proyek tahun 2011-2015 dengan kerugian negara dalam korupsi ini sebesar RP 126 Milliar dari total nilai proyek Rp 256 Miliiar. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Direktorat II Bareskrim Polri menyita banyak barang bukti dari hasil penggeledahan di kantor Pertamina Foundation, Kebayoran Lama, Jakarta pada Rabu (2/9/2015) dini hari.

Penggeledahan dilakukan mencari alat bukti pihak yang terlibat kasus dugaan korupsi proyek "Menabung 100 Juta Pohon" Pertamina Foundation 2012-2015 senilai Rp251 miliar.

Namun, rupanya masih ada barang bukti berupa dokumen sebanyak satu gudang dari kantor Pertamina Foundation yang belum bisa dibawa ke kantor Bareskrim.

Direktur II Bareskrim Polri, Brigjen Victor Simanjuntak mengakui hal itu. Namun, menurutnya ruangan tempat barang bukti itu telah diberi garis polisi. "Nanti kami akan ke sana lagi, nanti akan ambil," ujar Victor di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/9/2015) petang.

Menurutnya, penyidik menyita dokumen sebanyak 12 boks kontainer, 10 CPU (central processing unit) dan dua unit laptop dari penggeledahan di kantor Pertamina sepanjang Selasa siang hingga Rabu dini hari.

Penyidik pun telah menemukan barang bukti yang dicari, di antaranya data para relawan yang menerima kucuran dana proyek dan surat pembayaran pembelian bibit pohon.

"Kami sudah memperoleh beberapa dokumen yang menyangkut Pertamina Foundation. Di situ, ada yang perlu kami klarifikasi. Bahwa ada laporan kepada kami, relawan-relawan yang menanam pohon itu ada yang fiktif, ada juga laporan bahwa harga satu pohon misalnya Rp10 tapi tidak dibelikan seharga Rp 10. Jadi, dananya ada yang dipotong," jelas Victor.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini