TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti ICW Febri Hendri menyebut dua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki hubungan dekat dengan partai politik. Bahkan, masing-masing kandidat mendapat dorongan cukup kuat oleh kader parpol untuk menjadi pimpinan KPK.
"Kami mengindikasikan bahwa ada kandidat tertentu yang berafiliasi dengan partai politik. Bahkan, untuk promosi dia (capim KPK) didorong oleh politisi itu atau terkait kelompok yang berafiliasi dengan partai tertentu," ujar Febri kepada wartawan di Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Febri tidak menyebut rinci identitas dua calon pimpinan KPK yang dimaksud.
Namun, ia menjelaskan bahwa kedekatan yang dimaksud bukan berarti calon pimpinan KPK tersebut pernah menjadi pengurus atau anggota partai politik.
Menurut Febri, jalinan kedekatan antara calon pimpinan KPK dengan pengurus parpol sudah terjalin sejak lama.
Bahkan, Capim KPK tersebut pernah dibantu dalam kenaikan pangkat dan jabatan dalam suatu institusi tertentu.
Untuk itu, dia meminta agar DPR benar-benar melakukan fit and proper test.
Capim KPK yang memiliki afiliasi dengan kepentingan politik tertentu dikhawatirkan dapat merusak independensi KPK dalam melakukan penegakan hukum.
"Jangan-jangan proses penegakan hukum dipilih-pilih. Nanti parpol yang lain bertanya, kok hanya yang dari parpol kami saja yang dijerat kasus korupsi, tetapi yang lain enggak?" imbuhnya.