TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu menyebut sikap Wakil Ketua DPR yang juga kader Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon tak sebanding dengan pidato yang kerap diucapkan Prabowo Subianto.
Dimana dalam setiap pidatonya, Prabowo selalu melontarkan kalimat kehormatan bangsa.
"Saya kasihan dengan Prabowo Subianto yang selalu pidato tentang kehormatan bangsa. Tapi kader terbaiknya (Fadli Zon) seolah-olah menyatakan siap jadi Timses Donald Trump," kata Adian di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (5/9/2015).
Pernyataan Adian dilontarkan terkait kehadiran Wakil Ketua DPR Fadli Zon hadir dalam kampanye calon presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Ketua DPR Adian Napitupulu.
Adian menuturkan, sikap Fadli Zon yang hadir dalam kampanye Donald Trump dinilainya Prabowo telah salah memilih kader. Menurutnya, sikap Fadli Zon menyakitkan hati mantan Danjen Kopassus tersebut.
"Saya tidak bisa bayangkan hancurnya hati Prabowo," tandasnya.
Dikecam Imam New York
Imam Shamsi Ali (64) melalui akun facebook-nya, mengeritik pertemuan antara Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Fadli Zon dengan calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu Amerika Serikat tahun 2016, Donald Trump.
Berikut petikan kalimat Imam besar Masjid Raya Al Hikmah New York United State of Amerika (USA) asal Kajang Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, tersebut.
Saya sayangkan Ketua DPR bertemu dengan Donald Trump, apalagi dalam acara kampanyenya.
Pertama sangat tidak etis karena posisinya sebagai ketua DPR. Ketua DPR mewakili negara. Dan negara tidak etis mendukung salah satu calon, apalagi menghadiri acara kampanye.
Kedua, ketua DPR kita diterima tidak lebih dari 3 menit unik sekedar memperlihatkan muka di depan panggung.
Sungguh merendahkan martabat bangsa dan negara untuk sekedar tersenyum di depan publik Amerika pendukung Donald Trump.
Ketiga, menandakan tidak adanya jalan lain untuk mengatakan bahwa pejabat kita memang sedang keluar negeri untuk sebuah perjalanan dinas.
Terus terang, saat ini ada banyak anggota DPR ke ke AS justeru di saat Congress sedang reses (liburan). Mereka lebih banyak menghabiskan waktu jalan-jalan dan belanja.
Keempat, Donald Trump dikenal rasis dan anti imigran, termasuk anti Muslim.
Harusnya seorang ketua DPR harus berhati-hati. Jangan sampai pertemuan itu menjadi pembenaran sikap dia yang rasis.
Tolong disebar luaskan ini. Di saat bangsa ini menghadapi kesulitan ekonomi dengan jatuhnya harga rupiah, sejarusnya pejabat negara kita semakin sensitif.
Kita sadar anggaran itu ada untuk dipakai jalan. Tapi minimal ada rasa solidaritas untuk tidak memakai anggaran pada hal-hal yang tidak penting di saat rakyat menggeliat dalam kesulitan.
Pertemuan Trump-Setya Novanto dan kawan-kawan, termasuk Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berlangsung di lantai 26 Trump Tower, Kamis (3/9/2015), sekitar pukul 13.00 waktu setempat.
Dalam pertemuan itu, mereka sempat makan siang bersama Trump selama 30 menit.
Fadli Zon mengaku, tak melewatkan momen pertemuannya dengan calon presiden dari Partai Republik untuk pemilu Amerika Serikat tahun 2016, Donald Trump.
Dalam pertemuan itu, Fadli bahkan sempat meminta tanda tangan dan foto selfie bersama Trump.
"Kalau saya sambil minta tanda tangan Trump and selfie," kata Fadli saat dihubungi wartawan, Jumat (4/9/2015).
Fadli menjelaskan, usai makan siang, ia menambahkan, Trump mengajak dirinya dan rombongan DPR turun ke lobi Trump Plaza untuk ikut dalam kegiatan konferensi pers.
Dalam kegiatan itu, Trump sempat memperkenalkan Ketua DPR Setya Novanto kepada awak media.
"Karena kami sambil jalan akan pamitan tentu sebagai sopan santun harus menunggu tuan rumah selesai," ujarnya.