Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi II DPR RI Adian Napitupulu memprotes keras kehadiran pimpinan DPR RI dalam kampanye salah satu bakal calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Politikus PDI Perjuangan itu bingung dengan pujian yang diberikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon kepada Donald Trump, sementara mengecam Imam besar Masjid Raya Al Hikmah New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali.
"Raja judi dipuji, imam masjid di somasi. Entah apa maksudmu Bung Fadli? Siapa Donald Trump? Donald Trump adalah orang kaya raya di dunia dan salah satu raja kasino yang saat ini jadi bakal calon presiden USA. Siapa Shamsi Ali? Shamsi Ali adalah Imam Masjid di New York yg kiprah ke Agamaannya di akui banyak media dalam dan luar negeri," kata Adian lewat pesan singkatnya di Jakarta, Minggu (6/9/2015).
Adian mempertanyakan apa yang dilakukan Donald Trump, membuka kasino lengkap dengan hiburan pendukung mulai dari sexy dancer, bar dan beragam minuman keras, wanita penghibur dan sebagainya.
Sementara Shamsi Ali, kata Adian mengutip pemberitaan berbagai media, adalah seorang ustaz muda yang berhasil meng-Islam kan banyak orang Amerika. Mengajak orang mereka meninggalkan dunia malam, meninggalkan minuman keras dan wanita penghibur.
"Antara Donald Trump dan Shamsi Ali seperti bumi dan langit, hitam dan putih, kotor dan bersih, sebuah kontradiksi abadi antara kejahatan versus kebaikan yang sudah ada sejak umat manusia ada," sambung Adian.
Ia mengaku miris melihat kritik terbuka terhadap Shamsi Ali terhadap pimpinan DPR. Sementara senyum dan puja puji Setya Novanto dan Fadli Zon saat bertemu Donald Trump harus membuat Shamsi Ali disomasi.
"Shamsi Ali bukan politikus. Kalau ia bicara bukan untuk kursi tapi karena agama mewajibkan ia berbicara benar tanpa harap imbalan. Apa salah Shamsi Ali? Kesalahan Shamsi Ali adalah karena ia mengecam ketua dan wakil ketua DPR hadir di kampanye raja judi," tegas dia.
Ia menambahkan, Shamsi Ali berbicara melawan sikap menghamba ketua dan wakil ketua DPR kepada Trump. Untuk itu kata Adian, Shamsi Ali harus dibela.
"Saya selalu bingung oleh sikap Fadli Zon. Dulu ia bilang anti PKI tapi ia bawa mawar merah ke kubur Karl Marx. Ia menebar senyum puja dan puji pada raja judi tapi imam masjid mau disomasi. Fadli memang aneh, kata dan perbuatannya tak pernah sama," ucap dia.