News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

11 Tahun Kematian Munir Jadi Topik Terpopuler Twitter

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Sebelas tahun telah dilewati, tapi kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib tetap menjadi misteri.

Potret buram keadilan di Indonesia tersebut turut menjadi perhatian netizen yang aktif di jejaring media sosial.

Bahkan, Tagar #11TahunMunir menjadi topik terpopuler di Twitter tepat pada hari pria yang dikenal dengan sebutan "Cak Munir" itu dibunuh, Senin (7/9/2015).

"7 September. 11 tahun yang lalu, Munir diracun Arsenik,"  tulis akun Sukma @SukmaArga, singkat tapi cukup mencabik rasa kemanusiaan banyak pihak.

Sementara akun ‏@accurate5_soft, tampak mengajak netizen lain tidak melupakan peristiwa kelam tersebut.

"Tahukah Anda hari ini 11 tahun lalu, aktivis HAM Indonesia Munir meninggal dunia? #11TahunMunir."

Untuk diketahui, Munir tewas dalam perjalanan dari Indonesia menuju Belanda.  Ia pergi ke Belanda demi melanjutkanstudi pascasarja di Universitas Utrecht.

Tapi sejarah tertoreh lain, Munir ditemukan tak bernyawa di kursi pesawat, persis dua jam sebelum "burung besi" itu mendarat di Amsterdam.

Beranikah Jokowi?

Para pegiat HAM  meminta Presiden Joko Widodo menunjukkan keberanian dalam mengungkap keterlibatan kalangan elite di sekitarnya dalam kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir Said Thalib. Jokowi diminta mengutamakan penegakan hukum dan HAM ketimbang soal balas budi.

"Buat kami, jangan letakkan kasus Munir dalam ruang tarik-menarik kepentingan politik seperti pada era yang lalu. Misalnya, kalau ini dibongkar, nanti yang kena si itu, jadi ada kalkulasi politik. Maka, ini harus dalam konteks penegakan hukum dan HAM," ujar Direktur Imparsial Al Araf dalam konferensi pers di Sekretariat Kontras, Jakarta Pusat, Minggu (6/9/2015).

Menurut Al, 11 tahun kasus Munir yang selalu stagnan merupakan kewajiban negara yang harus dituntaskan dari sisi penegakan hukum dan HAM secara konsisten. Kasus tersebut tak cukup jika hanya dijawab dengan mengadili pelaku yang beroperasi di lapangan, tetapi juga mencari dan mengadili semua yang menjadi otak di balik pembunuhan Munir.

Hasil penelusuran Tim Pencari Fakta yang pernah dibentuk pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, misalnya, menjelaskan bahwa kasus pembunuhan Munir melibatkan lebih dari satu pelaku, bahkan melibatkan Badan Intelijen Negara. Pembunuhan itu disebut terjadi atas motif politik.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengatakan, salah satu orang yang dianggap bertanggung jawab dalam kasus Munir adalah AM Hendropriyono, orang dekat Jokowi. Dalam suatu wawancara dengan jurnalis investigasi Allan Nairn, mantan Kepala BIN itu menyebutkan bahwa ia siap bertanggung jawab dalam kasus Munir.

"Jokowi jangan sampai tersandera pada orang-orang seperti Hendropriyono. Sudah terbukti, Munir dibunuh lewat agen intelijen pada masa Hendropriyono. Jangan sampai Jokowi merasa berutang budi," kata Haris. (Reza Gunadha/Kompas.com)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini