News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Pertemuan Donald Trump

Fadli Zon Studi Banding ke AS, Pernyataan Gerindra Ini Kembali Diungkit Netizen

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fadli Zon selfie bareng Donald Trump.

TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi studi banding sejumlah anggota DPR--termasuk Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon--ke Amerika Serikat terus bergulir.

Studi banding itu kian memancing reaksi publik ketika Setya Novanto dan Fadli Zon kepergok tengah menghadiri kampanye calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Gara-gara kontroversi itu juga, netizen kembali mengungkit tulisan dalam akun Facebook resmi Gerindra yang diunggah pada 5 April 2013 terkait studi banding anggota DPR.

Dalam 'postingan' tersebut, Gerindra mengatakan studi banding DPR ke luar negeri merupakan bentuk penghinaan pada intelektualitas orang Indonesia.

Di postingan itu, termaktub pula pernyataan dari Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon, yang saat postingan itu diunggah belum menjadi anggota DPR.

"Bagi Gerindra, agenda kunjungan kerja tersebut hanya pemborosan. Dan merupakan alasan saja untuk melakukan wisata ke luar negeri dengan uang rakyat. Kedok studi banding harus dicegah," demikian yang tertulis dalam akun tersebut mengatasnamakan Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.

Tak hanya itu, Gerindra juga memajang foto Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok--yang saat itu menjabat Wakil Gubernur DKI--tengah duduk membelakangi kamera dengan komputer jinjing yang berada di depannya.

Di bawah postingan itu, terdapat keterangan foto 'Wagub DKI Ahok menghabiskan biaya studi banding melalui teleconference ke Belanda dan 40 negara di dunia hanya Rp. 500.000,- (Terbilang: Lima Ratus Ribu Rupiah Saja)'.

Begini postingan lengkap Gerindra tersebut:

Studi Banding DPR ke Luar Negeri Bentuk Penghinaan pada Intelektualitas Orang Indonesia

"Di era kemajuan teknologi ini, kegiatan tersebut tak lagi relevan. Internet dan kajian akademisi sudah sangat maju tersedia di berbagai jurnal Internasional. Dan itu dapat diakses dari manapun. Tahun ini dianggarkan lebih dari Rp 21 triliun, dikucurkan dari APBN untuk perjalanan dinas. Ini merupakan pemborosan.

Studi banding ke luar negeri merupakan bentuk penghinaan intelektualitas terhadap para akademisi Indonesia, dan seakan-akan tak ada lagi orang pandai di negeri ini. Karena itu, lebih baik DPR meningkatkan pemberdayaan lembaga penelitian yang tersebar di Indonesia, termasuk perguruan tinggi dan pusat-pusat kajian. Apalagi Indonesia memiliki beberapa lembaga seperti LIPI, Lemhanas, BPPT, dan lembaga kajian lainnya.

Bagi Gerindra, agenda kunjungan kerja tersebut hanya pemborosan. Dan merupakan alasan saja untuk melakukan wisata ke luar negeri dengan uang rakyat. Kedok studi banding harus dicegah." (Fadli Zon, Wakil Ketua Umum).

(function(d, s, id) { var js, fjs = d.getElementsByTagName(s)[0]; if (d.getElementById(id)) return; js = d.createElement(s); js.id = id; js.src = "//connect.facebook.net/en_US/sdk.js#xfbml=1&version=v2.3"; fjs.insertBefore(js, fjs);}(document, 'script', 'facebook-jssdk')); //

Studi Banding DPR ke Luar Negeri Bentuk Penghinaan pada Intelektualitas Orang Indonesia"Di era kemajuan teknologi ini,...

Posted by Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) onĀ Thursday, April 4, 2013

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini