TRIBUNNEWS.COM - Aksi represif aparat terhadap aksi mahasiswa saat berdemo di kisaran Istana Negara, dikabarkan memicu gelombang demonstrasi mahasiswa di sejumlah wilayah Indonesia.
Gelombang protes, disebutkan, timbul lantaran aksi represif terhadap Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beni Pramula, Jumat (11/9/2015).
Dalam keterangan persnya, pihak IMM menyebut Beni kena pukul dalam aksi yang menuntut pemerintah segera menstabilkan gejolak ekonomi nasional tersebut.
Disebutkan, gelombang demostrasi terjadi di Mataram, Ambon, serta Makassar. Gelombang protes dilakukan dalam bentuk aksi turun ke jalan.
Pada Senin (14/9/2015), DPD IMM Nusa Tenggara Barat (NTB) berdemonstrasi di Bunderan BI Kota Mataram. Aksi demostrasi juga digelar oleh DPD IMM Maluku bersama Komisariat IMM Se-Kota Ambon. Demonstrasi juga dilakukan Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Gelombang demostrasi mahasiswa tersebut menyuarakan sejumlah tuntutan antara lain mendesak Presiden Jokowi dan Wakil Presiden mundur karena mereka anggap tidak mampu menstabilkan ekonomi dan gagal mensejahterakan Rakyat.
Mereka juga menuntut penurunan harga kebutuhan pokok. Selain itu, mereka juga meminta agar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dihentikan. Mereka juga menngecam secara keras aksi represif aparat keamanan di depan Istana terhadap Ketua Umum DPP IMM.
Keterangan menyertakan pernyataan Din Salahudin, Ketua Umum DPD IMM NTB yang menyayangkan dan mengecam aksi represif.
Din mengatakan rakyat menginginkan agar harga-harga kebutuhan pokok terjangkau, murah, dan mampu untuk dibeli, pekerjaan juga tersedia dengan baik, harkat rakyat untuk mandiri juga dimungkinkan.
"Cara-cara kekerasan sangat mencederai hak asasi manusia dan bisa membunuh demokrasi yang sudah terpelihara selama ini," katanya.
Adapun Luthfi Abdullah Wael, Sekretaris Umum DPD IMM Maluku yang juga koordinator aksi mahasiswa Se-Kota Ambon menilai, masyarakat sudah dalam kondisi jenuh pada kondisi saat ini dan memintah pemerintah memenuhi janji politik akan perubahan yang pernah didengungkan.
Diketahui sejumlah elemen pergerakan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Tarik Mandat, yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah, Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), dan BEM UBK PM Perisai Mandiri belakangan gencar menyuarakan aksi protes mereka. Mereka menganggap, kondisi ekonomi Indonesia dalam bahaya. Jebloknya nilai tukar rupiah menjadi indikator atas kondisi tersebut.