TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman melakukan panen raya padi jenis Ciherang dan sekaligus tanam di Desa Siraman Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (29/9/2015).
Mentan beserta rombongan tiba di lokasi panen raya padi sekitar pukul 9.45 WIB. Kedatangan Mentan itu pun langsung disambut oleh Bupati Blitar Herry Nugroho dan Wakil Bupati Blitar H. Rijanto.
Mentan mengatakan, panen padi tersebut merupakan upaya nyata yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memastikan secara langsung bahwa di tengah musim kemarau panjang akibat dampak El Nino, masih banyak aktivitas panen padi di sejumlah daerah sentra produksi pangan. Sehingga, dapat dipastikan produksi gabah melimpah dan stok beras nasional sampai akhir tahun 2015 aman.
"Bahkan di sejumlah daerah seperti Blitar, walaupun dilanda musim kemarau yang sangat parah saat ini, tidak terpengaruh terhadap kegiatan panen dan tanam. Ini buktinya kita lakukan panen dan panen. Kemarin kami lakukan panen juga di Karawang bersama Bapak presiden dan IPB," kata Mentan disela panen raya padi.
Untuk itu, Mentan menegaskan, dampak el nino tidak begitu terasa di daerah utara khatulistiwa seperti Kalimantan dan Sumatera. Namun, untuk daerah selatan khatulistiwa terkena dampak dari el nino.
Untuk diketahui, saat ini terdapat lahan sawah seluas satu juta hektare (ha) di Kalimantan. Sedangkan luas lahan sawah di Sumatera mencapai dua juta ha. Mentan berjanji akan mengoptimalkan kedua luas lahan sawah tersebut yang totalnya mencapai tiga juta ha.
"Berikutnya seperti Blitar, ini tiga kali tanam setahun jadi mau el nino atau tidak el nino tidak terpengaruh. Seperti Blitar ada 500 ribu ha di daerah Jawa, 500 ribu ha ini kita optimalkan. Jadi ada 3,5 juta ha yang kita optimalkan," ujar Mentan.
Mentan menuturkan, hinggat saat ini sudah banyak pihak yang turut membantu dalam mengatasi el nino tahun ini. Pihak tersebut antara lain pemerintah, Bupati, Danrem, dan petani, dan semua stake holder.
Bahkan dari hasil kerja keras ini, Indonesia berhasil mengendalikan impor beras alias selama pemerintahan Jokowi-Jk sampai saat ini belum ada impor beras.
"Penduduknya tahun 1998 sebanyak 200 juta orang, sekarang 250 juta orang. Ini artinya kebutuhan sekarang lebih besar tapi sampai saat ini belum ada impor. Kita lihat perkembangannya seperti apa. Mudah-mudahan akhir Oktober sudah turun hujan," ujarnya.
Mulai saat ini dan ke depannya, Mentan terus pantau guna melihat secara langsung jumlah cadangan pangan yakni beras nasional. Mentan mengatakan saat ini dirinya masih ingin melihat panen padi di Tuban, Kalimantan Selatan, dan Lampung.
Sedangkan standing crop (padi baru tanam) di seluruh Indonesia saat ini mencapai 4,1 juta ha.
"Sekarang standing crop di seluruh Indonesia 4,1 juta ha melalui citra data satelit dan data manual kabupaten-kabupaten, yang jelas kita harus optimalkan seluruh sumber daya yang ada. Kita tidak boleh tinggal diam, apalagi dengan kondisi el nino sekarang," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Blitar Herry Noegroho menuturkan bahwa para petani Blitar sangat bangga atas kedatangan Mentan. Ini dapat memberikan berkah dan manfaat sendiri bagi para petani.
"Kedatangan bapak Menteri bisa memberikan berkah lebih dan manfaat bagi para petani blitar. Tau sendiri Pak Amran pantas menjadi teladan di pertanian," ujar Herry Noegraho dalam memberikan sambutan.
Lebih lanjut Herry menjelaskan, tanaman padi di Blitar merupakan sumbangan dari PDB sebesar 46,7 persen. Saat ini luas tanam area sawah di Desa Siraman mencapai 59 ribu hektare (ha).
Menurutnya, angka ini sudah melampaui dari target nasional yang ditetapkan oleh pemerintah yakni sebesar 55 ribu ha. Ini sangat jelas memberikan dampak pertumbuhan ekonomi di Blitar.
"Berdasarkan rakor dengan menteri lain, pertumbuhan ekonomi di Blitar melebihi dari pertumbuhan tahun lalu. Pertumbuhan saat ini 6,5 persen diatas Nasional dan Jawa Timur. Pertumbuhan pertanian stabil dapat menopang kehidupan di Blitar. Kita apresiasi ke Mentan yang banyak memberi program di pertanian," lanjut Herry Noegroho.
Mentan menegaskan pemerintah akan memberikan bantuan anggaran sebesar Rp2,4 triliun khusus buat Jawa Timur untuk tahun ini. Bantuan tersebut meningkat Rp1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,4 triliun. Hal ini lantaran Mentan bangga karena Jawa Timur mampu mencapai produktivitas padi di atas lima persen.
"Khusus untuk Blitar, bantuan anggaran tahun lalu sebesar Rp6 miliar. Tahun ini Rp25 miliar, itu naik 500 persen artinya produksinya naik lima kali," ungkap Amran Sulaiman.
Hadir dalam acara panen tersebut, selain Bupati dan Wakil Bupati Blitar, hadir pula Kepala dinas provinsi jatim Wibowo Eko Putro, Dirjen Tanaman Pangan Hasir Sambiring, Kepala Badan Urusan Logistik Jawa Timur Witono, dan beberapa anggota DPRD.
Selain memanen padi, dalam kesempata itu Mentan Amran bersama Bupati Blitar Herry Nugroho juga berkesempatan untuk menanam padi. Selain itu, Amran Sulaiman juga memberikan beberapa alsintan (alat mesin pertanian) berupa pompa air 20 unit, traktor 10 unit, mesin panen 10 unit dan power tracker 10 unit, mesin pemipil jagung 10 unit, dan mesin tanam (transplanter) 10 unit. (advertorial)