Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Badai yang menerpa wilayah Makkah pada 9 September lalu memang mencekam.
Tatang Ridwan, salah seorang jemaah haji kloter JKS-02, mengingat bahwa hari itu angin berhembus dengan kencang, dibarengi dengan hujan deras.
"Waktu itu orang-orang dijalan langsung berlindung sedapatnya, semua langsung cari bangunan terdekat," kata Muhamad Ali kepada wartawan di Terminal Selatan, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (29/9/2015).
Ia sendiri saat itu tengah berada di hotelnya, dan disarankan untuk tidak keluar hotel hingga hujan reda.
Badai tersebut tidak berlangsung lama, dimulai saat menjelang maghrib dan berakhir sebelum adzan isa berkumandang.
Namun badai tersebut telah merobohkan crane raksasa di Masjidil Haram.
Crane raksasa yang jatuh itu menimpa bangunan masjid, dan menewaskan 107 orang yang hendak beribadah di dalam masjid.
Lebih dari sepuluh orang korban tewas adalah jemaah haji asal Indonesia.
"Kita tidak tahu ada kejadian. Ada teman yang buka internet, dan ada berita soal musibah itu, lalu kita diberitahu," ujarnya.
Ia bersyukur karena saat kejadian sudah berada di hotel.
Beberapa jam sebelum kejadian ia masih berada di masjid tersebut, dan sempat menunaikan ibadah shalat Dzuhur.
Namun sebelum gelap ia sudah kembali ke hotelnya.