TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usia senja tidak mempengaruhi Rusmiati (64) dan Ratini (65) menyampaikan tuntutan kepada pemerintah. Mereka bersama ratusan peserta aksi lainnya melakukan unjuk rasa di seberang Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/10).
Di bawah panas terik matahari mereka berdiri membawa spanduk tuntutan supaya pemerintah memperhatikan nasib rakyat kecil. Di tengah keterbatasan usia, mereka masih berjuang agar dapat mengubah hidup yang susah.
Rusmiati kecewa kepada Presiden Joko Widodo. Sebagai sesama orang Solo, dia telah memberikan dukungan dengan cara memilih sebagai presiden. Namun, apa yang diharapkan tidak seperti kenyataan. Dia masih hidup serba kekurangan.
"Saya selama ini mendukung sebab sama-sama orang Solo. Tetapi, kebijaksanaan belum ada. Saya ingin meminta bantuan kepada presiden. Belum ada bantuan apa-apa," tutur Rusmiati ditemui di seberang Istana Negara, Selasa (20/10/2015).
Rusmiati sehari-hari bekerja sebagai tukang urut. Dia bersama dengan Suroso, suaminya telah dikaruniai delapan orang anak dan tiga orang cucu. Penghasilan itu dinilai tidak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup.
Sementara itu, Ratini, mengaku hidup serba kesulitan di zaman pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ini berbeda dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Dia merasa orang nomor satu di Indonesia tidak mempedulikan rakyat kecil.
"Dulu agak murah, sekarang mahal semua. Kami minta sumbangan untuk rakyat miskin. Nenek jompo minta dikasih bantuan," kata dia. Sambil meminta air minum karena suara habis setelah berteriak-teriak saat aksi unjuk rasa.
Rusmiati dan Ratini mengaku mengikuti aksi unjuk rasa karena keinginan diri sendiri. Selain mereka, ada puluhan ibu-ibu dan anak yang mengikuti aksi tersebut.