Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Hanura Nurdin Tampubolon mengaku baru mendengar dari media massa mengenai penangkapan kadernya oleh KPK.
Nurdin mengatakan dirinya telah mencoba menghubungi Dewie Yasin Limpo untuk melakukan klarifikasi.
"Saya coba kontak beliau, memang handphonenya belum hidup. Sementara kita sekarang hubungi KPK sejauh mana anggota kami dari fraksi Hanura Dewie Yasin Limpo posisinya," kata Nurdin di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/10/2015) malam.
Oleh karena itu, Nurdin belum banyak memberikan informasi mengenai kader Hanura yang tertangkap.
Nurdin yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Hanura menuturkan dirinya telah berkoordinasi dengan pengurus pusat. Ketua Umum Hanura Wiranto telah memerintahkan dirinya untuk mengetahui persoalan penangkapan tersebut.
"Jadi kelihatannya adalah memang jelas dia ditangkap kasusnya apa saya belum tau. Tapi dengan OTT (Operasi Tangkap Tangan) nya itu kita mendukung proses hukum yang berlaku," ujarnya.
Hanura, kata Nurdin, mendukung KPK melakukan pemberantasan korupsi yang telah menjadi tugas komisi anti rasuah itu. "Kalau memang anggota kami ini juga melakukan kesalahan katakanlah korupsi atau menerima sesuatu, ya hukumlah yang menjadi panglima," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap enam orang terkait kasus suap pembangkit listrik yang melibatkan anggota DPR RI asal Partai Hanura, bernama Dewie Yasin Limpo.
Sumber Tribunnews.com membenarkan bahwa perempuan anggota DPR RI yang ditangkap itu adalah Dewie Yasin Limpo.
"Iya benar," ujar seorang narasumber di gedung KPK, Selasa (20/10/2015).
Menurut dia, keenam orang tersebut kini menjalani pemeriksaan di gedung KPK.
"Seperti yang sudah disampaikan, sekarang semua (yang ditangkap) sudah di CI (gedung KPK)," ujar seorang sumber di gedung KPK. Dewie Yasin Limpo berasal dari Partai Hanura.