TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia mengembangkan sistem pemantauan perairan Indonesia yang diberi nama Monalisa.
Sistem ini terintegrasi dengan satelit dan pemancar sinyal kapal, berguna melihat pergerakan kapal yang ada perairan Indonesia setiap hari.
"Sistem ini sesuai fungsi wewenang Bakamla, memantau semua yang bergerak di perairan Indonesia. Kapal atau benda-benda tertentu," kata Kepala Bakamla Laksamana Madya (Laksma) Albert Desi Mamahit di Kantor Bakamla, Jl Dr Sutomo, Gambir, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Kepala Bakamla menjelaskan Monalisa tidak hanya memantau pergerakan kapal di perairan Indonesia, data dan informasi mengenai kapal yang melintas dapat pula dilihat.
Selain memantau pergerakan kapal-kapal di wilayah perairan Indonesia, sistem Monalisa juga memantau kapal yang memiliki rekam jejak bermasalah.
"Kapal-kapal yang punya track record bermasalah kami tandai dengan titik merah," kata Laksma Mamahit.
Data-data yang ada dalam sistem ancar ini, disebar Bakamla ke beberapa pemangku kepentingan lain terkait keamanan laut Indonesia, seperti TNI Angkatan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Bea dan Cukai, serta Polisi Air.