Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peraih penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015, Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan penghargaan tersebut bukan hadiah atau beban, melainkan cobaan.
Menurut dia, cobaan bukan hanya dimaknai sebagai sesuatu yang buruk, tapi juga bisa dimaknai luas.
"Ya semua orang itu punya cobaan. Tapi kadang kita lupa dikira cobaan itu kalau kita dikasih sakit, tidak bisa bayar kredit motor, baru itu namanya cobaan. Padahal termasuk anugerah itu cobaan," ujarnya di Finance Hall Graha Niaga, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Alumni akademi militer tahun 1994 itu mengatakan bahwa menjadi Bupati sama sekali bukan mimpi yang dia kejar. Puluhan tahun menjadi anggota TNI bukan merupakan hal yang mudah karena juga harus menjalankan usaha dagangnya.
Sampai pada satu titik, dirinya bertemu dengan senior di akademi militer dan memilih untuk fokus menjalani usaha dagangnya hingga pada tahun 2011, dia ikut dalam pesta demokrasi pilkada di kabupaten Batang.
Sementara itu, dewan juri Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015, Endy M Bayuni menilai Bupati Batang periode 2012-2017, Yoyok Riyo Sudibyo telah sukses dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan APBD Kabupaten Batang. Serta membentuk tim Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik di Kabupaten Batang.
"Dari awal Pak Yoyok memang sudah bekerjasama dengan beberapa lembaga antikorupsi dan adanya dorongan kuat untuk meminta seluruh jajarannya menandatangani pakta integritas untuk tidak korupsi," tambah Endy.
Berdasarkan penelusuran data oleh pihak BHACA, di tahun pertama menjadi Bupati, anggaran penghematan mencapai Rp. 5-6 Miliar dan meningkatkan pendapatan daerah sampai Rp. 14,4 miliar dari tahun sebelumnya serta adanya peningkatan nilai aset Kabupaten Batang yang mencapai angka Rp. 347,2 miliar.