Pendeknya, imbuhnya, dalam implementasi program revolusi mental, bagi pemerintah dan partai-partai pendukungnya berlaku peribahasa: berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Apabila program tersebut berhasil, maka itu menjadi prestasi bagi pemerintah, sekaligus menjadi prestasi bagi partai-partai pendukungnya.
Sebaliknya, jika program itu gagal, maka partai-partai pendukung pemerintah harus turut bertanggungjwab atas kegagalan pemerintah melaksanakan program revolusi mental.
Jadi, agar program revolusi mental bisa berhasil, harus terbangun sinergi antara pemerintah dengan partai-partai pendukungnya. Wujud dari sinergi tersebut adalah tumbuhnya kesadaran untuk saling mengoreksi di antara mereka.
Kalau dalam penyelenggaraan pemerintahan dipandang ada hal yang bertentangan dengan konsep revolusi mental, maka partai-partai pendukung tentu wajib mengingatkan pemerintah.
Sebaliknya, jika pengurus dan kader partai tidak mempraktikkan semangat revolusi mental, maka Presiden perlu menegurnya.
"Disinilah esensi dari kolektivitas dan sinergitas antara pemerintah dan partai-partai pendukungnya dalam merealisasikan program revolusi mental," tandasnya.