Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agus Ruswanto (57), paman Dionisius Giri Samudro (Andra), dokter yang meninggal saat bertugas sebagai dokter internsif di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku mengatakan gaji bulan oktober keponakannya tersebut belum cair.
Hal itu diketahui ketika Andra akan mentraktir makan dirinya dan keluarga beberapa hari yang lalu.
"Saat cuti kemarin dia mengajak keluarga makan di luar, hanya saja saat akan mengambil uang, ternyata dia bilang gajinya belum turun," ujar Agus di rumah duka, Pamulang Indah, Jalan Cempaka blok B6 nomor 5 komplek MA, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (13/11/2015).
Sebelum meninggal Andra sempat mengambil cuti selama 10 hari untuk pulang ke Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Andra Cuti sejak 24 Oktober hingga 5 November 2015.
Niatan yang tadinya hendak mentraktir makan pun batal. Andra hanya mentraktir minum keluarga besarnya. Andra menurut Agus sangat menyayangi keluarga dan berjiwa sosial tinggi. Sudah dilarang mentraktir pun ia memaksakan.
"Ia masih punya uang Baht (mata uang Thailand), jadi ia tukarkan itu untuk traktir keluarga dan ongkos kembali ke Dobo," paparnya.
Sementara itu secara terpisah ayah Andra, Agustinus Mudjianto (57) mengatakan, selama menjadi dokter internsif, anaknya berpenghasilan Rp 2,5 juta. Sebagian dari uang tersebut ia kirimkan untuk keluarga di Pamulang, Banten.
"Ia tidak pernah mengeluh meskipun gajinya hanya Rp 2,5 juta per bulan. Sebagian malah ia sisihkan untuk keluarga," katanya.
Sementara itu menurut Deni, salah seorang teman Andra yang juga mengikuti program dokter internsif, gaji sebagai dokter di pelosok tersebut diberikan melalui transfer. Gaji baiasanya dikirim pada akhir atau awal bulan.
"Biasanya melalui transfer bank BRI," katanya.