TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan turut berduka atas serangan di Paris yang menewaskan seratusan orang pada Jumat (13/11/2015) malam.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, tindakan pelaku serangan itu sama sekali tidak mencerminkan sikap dan tidak mewakili Islam meski dikaitkan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kelompok apapun yang berada di balik peristiwa tersebut, lebih-lebih kalau ada yang memakai atribut Islam, sangat tidak bertanggungjawab dan tidak mewakili Islam," ujar Haedar melalui siaran pers, Minggu (13/11/2015).
Untuk itu, Muhammadiyah mengecam keras terjadinya serangan itu.
Haedar mengatakan, dalam Islam tidak diajarkan kekerasan dan tindakan brutal seperti yang terjadi dalam penyerangan di Paris.
Muhammadiyah menyatakan tindakan tersebut merupakan aksi perusakan dan menghancurkan kehidupan sesama.
Agama apa pun tentunya mengecam kekerasan dan tidak dapat menoleransi tindakan berlawanan dengan nilai luhur agama dan kemanusiaan. "
Pesan Allah sangatlah jelas, barangsiapa membunuh satu nyawa sama dengan membunuh seluruh umat manusia. Siapa yang menyelamatkan satu jiwa sama dengan menyelamatkan seluruh umat manusia," kata Haedar.
Sebelumnya, Presiden Francois Hollande menyebutkan bahwa serangan teroris di Paris sebagai perang yang dilakukan oleh kelompok militan ISIS.
"Ini adalah perang yang dilakukan oleh pasukan teroris. Ini adalah perang yang telah dipersiapkan, diatur dan direncanakan dari luar negeri dengan melibatkan orang di sini melakukan investigasi dalam menunjang rencana tersebut," ujar Hollande dari Istana Presiden Élysée Palace, Sabtu (14/11/2015).
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita