News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Johan Budi Ungkapkan Beda Kepolisian dan Kejaksaan Menarik Penyidik dari KPK

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jaksa KPK Yudi Kristiana bersama jaksa penuntut umum lainnya menghadiri sidang pembacaan tuntutan dengan terdakwa Otto Cornelis Kaligis dalam kasus dugaan suap Majelis Hakim dan Panitera PTUN Medan, Sumatera Utara di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (18/11/2015). Jaksa yang telah bertugas di KPK selama empat tahun lebih dan menangani berbagai kasus korupsi tersebut akan dimutasi dan mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Bagian Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penarikan Yudi Kristiana sangat mengejutkan semua pihak Komisi Pemberantasan Korupsi. Termasuk unsur pimpinan KPK.

Pelaksana Wakil Ketua KPK, Johan Budi, mengakui jika penarikan Yudi tersebut sangat tiba-tiba dan tidak ada pemberitahuan dari Kejaksaan Agung akan menarik Yudi.

"Sebenarnya bisa tapi kan ada tata caranya, ada fatsunnya. Kan (penarikan) Yudi ini kita tidak dikasih tahu, tiba-tiba," kata Johan di kantornya, Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Johan mengingatkan kejadian ketika kepolisian menarik penyidiknya dari KPK. Saat itu, lanjut dia, kepolisian terlebih dulu memberikan pemberitahuan.

"Polisi itu mau narik waktu itu penyidiknya kita dikasih tahu dulu. Kalau ini (Kejaksaan) tidak," tukas Johan.

Yudi akan menempati jabatan barunya sebagai Kepala Bidang Penyelenggara Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung RI dan naik pangkat menjadi eselon III.

SK penugasan baru tersebut sudah diterbitkan pada 12 Nopember 2015.

Yudi memulai karirnya sebagai jaksa di KPK sejak tahun 2011.

September 2015, Yudi kemudian memperpanjang masa kerjanya untuk empat tahun selanjutnya dan dapat diperpanjang dua tahun lagi. Dia adalah salah satu jaksa cemerlang yang dimiliki KPK.

Sekadar informasi, terkait kasus bansos dan lain-lain di Sumatera Utara, Evy Susanti mengatakan pihaknya menyiapkan dana 20 ribu Dolar Amerika Serikat untuk Jaksa Agung.

Kesediaan dana tersebut sudah disampaikan kepada Capella yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai NasDem.

Selain itu, Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Sahat Maruli Hutagalung disebut-sebut menerima Rp 500 juta dari Gubernur Sumatera Utara (nonaktif) Gatot Pujo Nugroho.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini