TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Kongres XV GP Ansor Kamis (26/11/2015) malam menggelar Rapat Pleno I dengan agenda Laporan Pertanggung-jawaban (LPJ) Pimpinan Pusat GP Ansor, dan Pandangan Umum Peserta Kongres.
Nusron, Ketua GP Ansor dan selaku mandataris Kongres XIV pada 2011 di Surabaya, memaparkan progress report selama menunaikan amanah sebagai Ketua Umum dalam kurun waktu 5 tahun. Laporan tersebut meliputi capaian yang selama ini dan apa yang belum optimal untuk diteruskan dan ditingkatkan untuk masa khdmat berikutnya.
Nusron menyampaikan secara sistematis LPJ-nya, mulai dari pengantar; visi, misi dan program kerja PP GP Ansor 2011-2016; implementasi program kerja, infrastruktur pendukung tercapainya program; evaluasi dan rekomendasi; dan penutup.
Nusron juga menyampaikan laporan keuangan. Total penerimaan selama periode 2011-2015 tercatat Rp23,466 miliar. “Laporan keuangan GP Ansor diaudit oleh kantor akuntan publik dengan opini Wajar.”
Peserta Kongres XV mengapresiasi kepemimpinan Nusron Wahid sebagai ketua umum GP Ansor periode 2010 – 2015 dan menerima laporan pertanggung-jawaban pimpinan pusat Gerakan Pemuda Ansor.
Pandangan umum terhadap LPJ itudisampaikan secara bergiliran dimulai dari utusan Regional III yang diwakili oleh Salim Thaif (Ketua PW Maluku Utara), dilanjutkan dari Regional II dengan juru bicara Rudi Tri Wahid (Ketua PW JawaTimur), lalu Regional I Hidir Ibrahim (Ketua PW Lampung). Ketiganya didampingi oleh para ketua PW lainya di regional masing-masing.
“Kami menerima dengan tulus dan ikhlas LPJ yang disampaikan oleh sahabat Ketua Umum Nusron Wahid, dan bangga serta menyampaikan terima kasih atas kerja-kerja yang telah dilakukan untuk Gerakan Pemuda Ansor,” ujar Salim Thaif.
Dia berharap siapa pun nantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan GP Ansor bisa memperhatikan Indonesia di wilayah timur, harus mendistribusikan kerja-kerja di Regional III sehingga tidak terjadi lagi lack of power.
Adapun Rudi Tri Wahid menyatakan Ketua Umum Nusron Wahid sudah meletakkan pondasi yang kuat bagi organisasi yang benar, dan GP Ansor di bawah kepemimpinannya menunjukan tren baik dan menguat. Ia berharap pemimpin ke depan itu bisa mempertajam lagi program-program.
Seperti halnya Salim Thaibm Tri Wahid ini juga menyatakan bahwa GP Ansor di Zona II mengusulkan sahabat Yaqut Cholil Choumas menjadi ketua umum berikutnya secara aklamasi.
Hal senada disampaikan oleh Hidir Ibrahim. Dia mengusulkan pemilihan ketua baru menggunakan mekanisme aklamasi. Dan mengusulkan Yaqut Cholil Choumas sebagai Ketua Umum GP Ansor.
Khidir mengapresiasi setinggi-tingginya atas kerja-kerja Pimpinan Pusat dalam melaksanakan misi-misinya meskipun belum maksimal. Menurutnya, internalisasi nilai dan tradisi keislaman harus diperkuat kembali sehingga tidak sekadar ritual. Ini untuk mengantisipasi tantangan dan mewujudkan Islam sebagai rahmatanlil’alamin.
“Pemberdayaan potensi kader ke depan tidak tidak lagi sebatas MoU. Adalah PR kita bersama untuk mendistribusikan potensi kader ke seluruh bidang peran,” katanya. GP Ansor dan kader Nahdlatul Ulama harus bersatu padu.
Kongres XV GP Ansor
Kongres merupakan forum tertinggi untuk pengambilan keputusan di GP Ansor. Tujuan Kongres XV GP Ansor (1) menilai pertanggung-jawaban Pimpinan Pusat GP Ansor 2011-2016, (2) menetapkan program umum organsasi masa khidmat 2015-2020, (3) menetapkan PD/PRT, (4) Merumuskan pokok pikiran kebijakan organisasi yang berkaitan dengan kehidupan kebangsaan, kemasyarakat dan keagamaan selama 5 tahun ke depan, (5) memilih pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor 2015-2020, dan mempererat silaturahmi kader dan pengurus GP Ansor.
GP Ansor
Gerakan Pemuda Ansor (disingkat GP Ansor) adalah sebuah organisasi kemasyaratan pemuda di Indonesia, yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini didirikan pada tanggal 24 April 1934. GP Ansor juga mengelola Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.