TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Tjipta Lesmana mempertanyakan empati Presiden Joko Widodo saat harus membeli helikopter baru jenis Agusta Westland AW-101.
Nantinya helikopter ini akan menggantikan helikopter kepresidenan jenis lama yakni Super Puma, produksi tahun 1980.
Helikopter canggih dengan harga mahal ini, menurut Tjipta, tidak layak dibeli dalam kondisi saat ini terlebih masih banyak rakyat Indonesia yang masih dalam taraf kehidupan tidak sejahtera.
"Dimana empati presiden saat beli helikopter canggih itu? Rakyat Indonesia timur masih kelaparan kok malah dia beli helikopter?" tegas Tjipta di Kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (29/11/2015).
Tjipta juga mempertanyakan urgensi pembelian helikopter yang disinyalir memakai dana hutang luar negeri tersebut. Menurutnya, hanya beberapa negara saja yang menggunakan helikopter canggih untuk mengangkut presidennya dari satu tempat ke tempat lain.
"Cuma Amerika dan beberapa negara di Eropa saja. Selebihnya tidak ada itu negara tetangga di Asia yang memakai heli. Apalagi katanya Pak Luhut, Super Puma udah kuno," lanjutnya.
Lebih lanjut, dirinya kecewa dengan pernyataan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) yang mengatakan bahwa helikopter tersebut merupakan permintaan dari pihaknya untuk menambah armada pertahanan udara.
"Dia bilang kan ikuti undang-undang, undang-undang yang mana? Apalagi pas Kasau ngomong PT DI tidak bisa bikin sayap pesawat. Tidak begitu caranya. Bagaimanapun PT DI itu punya dalam negeri," kata Tjipta.