Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia masih harus mengimpor beras hingga 1,5 juta ton.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan hal itu dikarenakan gelombang panas El Nino, yang mengganggu panen beras.
Tanpa El Nino, Indonesia tidak akan mengimpor beras.
"Kalau tidak ada El Nino saya kira tidak (impor). Tapi kita masih impor, jagung, kedelai, daging. Kita masih menghidupi petani luar negeri," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara "Indonesia Economic Outlook 2016" di hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa, (1/12/2015).
Selain bahan pangan, berbagai barang mulai dari tekstil hingga mesin, masih diimpor dari luar negri.
Hal tersebut dianggap sebagai kekurangan sekaligus peluang.
Berbagai barang barang yang diimpor itu, bisa dipenuhi oleh industri lokal.
Pemerintah saat ini tengah mengupayakan agar bahan pangam bisa dipenuhi petani lokal, bagi para petani hal itu adalah peluang untuk merebut pasar dalam negri.
"Jadi kebijakan pemerintah adalah bagaimana kita swasembada pangan, dan meningkatkan produktivitas Industri dalam negeri," ucapnya.
Anggaran pertanian saat ini diupayakan untuk memperbaiki bibit, pupuk pengairan, dan berbagai komponen lainnya pendukung swasembada pangan.
Selain itu untuk mendukung perdagangan bahan pangan, pemerintah juga akan memperbaiki infrastrukturnya.
Dengan demikian diharapkan harga jual produk petani lokal masih bisa bersaing dengan bahan pangan impor.
"Persaingan harus lebih efisien," katanya.