Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat tidak memolitisasi agama untuk kepentingan sepihak. Apakah ekonomi, sosial, maupun politik.
Lebih dari itu, Lukman mengingatkan agar jangan memicu konflik dengan mengatasnamakan agama.
Menurut Menag, Indonesia dikenal sebagai bangsa yang rukun. Namun kerukunan itu bukan datang begitu saja dari langit. Kerukunan merupakan proses yang terus berlangsung, diupayakan, dan dijaga karena realitas Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
"Kerukunan antarumat beragama bukan sesuatu yang hidup di ruang hampa. Kerukunan selalu dinamis dan tergantung dinamika yang berkembang di sekitarnya. Konflik yang mengataskannamakan agama semata-mata hanya mengatasnamakan agama. Tidak bisa diterima akal sehat agama dijadikan alat kita bersengketa antar sesama kita," kata Lukman, Selasa (8/12/2015).
Menag menilai setiap agama itu menebarkan kasih sayang. Semua agama menebarkan keselamatan, kedamaian, untuk memanusiakan manusia. Karena itu, jika agama dikatakan sebagai faktor pemicu sengketa, maka itu hanya mengatasnamakan agama saja.
"Tidak ada agama yang menjadi sumber sengketa," tegas Politikus PPP itu.
Sehubungan dengan pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan 9 Desember besok, Menag berpesan agar setajam apapun persaingan antar kandidat, semangat kerukunan serta persatuan dan kesatuan tetap dikedepankan. "Jangan menggunakan agama untuk hal-hal yang tidak semestinya," imbuhnya