TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha Riza Chalid yang kini berada di luar negeri, telah menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) bagi masyarakat Minang dan Padang di luar negeri.
"Riza sudah kami jadikan DPO orang Minang. Saudara Minang atau Padang yang berada di luar negeri minta tolong pantau Riza, dia DPO kita," ujar Sarman El Hakim, koordinator dari Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya di Mabes Polri, Kamis (10/12/2015).
Sarman melanjutkan ia berharap masyarakat Minang bisa ikut memantau keberadaan Riza dan menginformasikan ke Kementerian Hukum dan HAM atau ke Polri.
Selain itu, Sarman juga meminta Riza untuk bertanggung jawab dan segera meminta maaf pada seluruh masyarakat Minang atas ucapan "orang Minang Dajjal" yang sudah menghina masyarakat Minang.
"Dia (Riza) harus bertanggung jawab dan minta maaf. Kalau warga Minang ada yang tahu keberadaan Riza tolong foto dan beri informasi kami akan buat posko," tambah Sarman.
Sebelumnya, Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya membuat surat pengaduan ke Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Kabareskrim Komjen Pol Anang Iskandar.
Surat pengaduan itu disampaikan oleh beberapa perwakilan dari Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya, Kamis (10/12/2015).
"Di rekaman antara pengusaha Riza Chalid, Setya Novanto dan Presiden Freeport Indonesia, Maroef itu sangat menyedihkan karena Riza menyebut orang Minang atau Padang itu Dajjal, artian Dajjal ini kurang baik," terang Sarman El Hakim, koordinator dari Himpunan Masyarakat Minang Jakarta Raya di Mabes Polri.
Diungkapkan Sarman, kata "Dajjal" memiliki pengertian orang yang paling pendusta, paling pembohong, sampai karena pembohongnya, Dajjal tersebut menyatakan bahwa dia adalah Tuhan.
"Jadi ketika ada seseorang yang mengatakan bahwa masyarakat Minang adalah Dajjal, berarti kami masyarakat Minang adalah pendusta, pembohong, dan mengaku-ngaku sebagai Tuhan. Kami merasa sangat terhina dengan pernyataan Riza, kami orang Minang itu taat beragama," tuturnya.
Sarman melanjutkan, kontribusi para putra-putri Minang dalam lahirnya negara ini sangat besar. Bahkan banyak yang diangkat menjadi pahlawan Nasional seperti Tuanku Imam Bonjol, Tan Malaka, Haji Agus Salim, Syahrir, Muhammad Yasin, hingga Mohammad Hatta sebagai Proklamator bangsa.
"Dengan kontribusi pendahulu kami bagi bangsa ini yang begitu besar, apakah pantas kami orang Minang disebut Dajjal seperti yang dituduhkan oleh Riza Chalid??," tambah Sarman.
Sarman menambahkan dalam pengaduannya ke Kapolri mereka mengadukan Riza atas perbuatan melakukan penghinaan dan penistaan terhadap orang Minang atau Pasang sebagaimana diatur dalam Pasal 310 ayat 1 jo Pasal 28 ayat 2 UU ITE.