News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Maman Supratman, Guru Honorer yang Teleh Berusia 75 Tahun

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maman Supratman, guru honorer berusia 75 tahun yang telah 38 tahun mengabdi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Maman Supratman menjadi satu di antara beberapa guru yang mendapat piagam penghargaan di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Pria berusia 75 tahun ini, masih mengajar di usia senjanya. Tidak ada kata patah semangat untuk menyalurkan ilmu kepada anak-anak didiknya.

"Kalau masih kuat, saya ingi terus tetap mengajar," ujar Maman kepada Tribunnews.com di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (13/12/2015).

38 tahun sudah, Maman menjadi tenaga honorer. Pertama kali mengajar, tepatnya pada 1977 Maman mengajar di bidang kesenian, fisika, dan elektro.

"Dulu waktu 1977 saya dibayar Rp 9 ribu. Mengajar tiga kelas, lebih bahkan. Dan itu saya ngajarnya borongan, kesenian, fisika, dan elektro. Kalau sekarang ngajarnya seni dan budaya," kata pria yang memiliki anak lima ini.

Saat ini, dia mendapat tunjangan sebesar Rp 1,5 juta. Tapi dia tidak terlalu memusingkan nominal uang yang didapatnya. Yang terpenting, kata dia, adalah tetap bisa mengajar.

"Ya masih kurang untuk tenaga honorer. Tapi itu saya nomor duakan, karena yang terpenting adalah anak-anak didik saya," ujar guru yang mengajar di Seolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Pondok Gede, Jakarta Timur.

Dia enggan mengkritisi pemerintah soal honor yang didapatnya. Kalau pun ada kepincangan dalam pendapatan yang diterimanya, kata Maman, "Enggak apa-apa memang sudah nasib," ungkapnya.

Kata Maman, tidak sedikit yang bernasib sepertinya. Di Pondok Gede saja ada berkisar 20 guru lainnya, yang telah berumur terbilang tua, tapi masih menjadi tenaga honorer.

"Selain saya, di Pondok Gede saja ada lebih dari 20 orang. Cuma paling tua dan paling lama ya saya. Tapi yang terpenting saya mengabdi saja kepada pemerintah dan kepada sekolah," kata pria yang telah memiliki sembilan cucu ini.

Kini dirinya merasa senang dengan anak-anak didiknya yang telah menjadi dokter, insinyur, direktur, kepala sekolah, bahkan ada yang menjadi seorang jenderal. Tapi apa yang membuatnya bertahan menjadi guru hingga saat ini?

"Ya mungkin karena ada hubungan dengan anak murid itu lain, membantu sesama manusia," tutupnya.

Maman Supratman mendapat "Piagam Penghargaan Atas Dedikasinya Yang Luar Biasa dalam Melaksanakan Tugas Profesional untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan". Penghargaan diberikan langsung dari Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini