TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus yang mendera Pimpinan KPK Non Aktif Abraham Samad yang diduga bertemu orang partai politik karena hendak menjadi wakil Jokowi di Pilpres 2014 kembali disinggung saat tes uji kelayakan dan kepatutan Capim KPK di Komisi III DPR, Senin (14/12/2015). Begitu juga soal perempuan.
Pertanyaan itu dilontarkan kepada Capim KPK, Johan Budi oleh anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dwi Ria Latifa. Johan disinggung apakah sudah selesai dengan dirinya.
Merespon itu, Johan menyatakan dirinya tidak bernafsu terhadap harta, tahta, dan cinta, dalam mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan KPK.
"Kalau ukuran orang selesai (dengan keinginan duniawi) itu soal tidak maruk harta, tidak bernafsu kekuasaan, tidak berpose dengan wanita, dan keinginan-keinginan lain, maka menurut saya, saya sudah selesai dengan itu," kata Johan.
Menurut Johan, langkah seseorang mendaftarkan diri sebagai Capim KPK tidak selalu dilandasi kekuasaan. Dirinya juga menyatakan tidak sedang mencari harta kekayaan dengan melamar sebagai pimpinan KPK.
"Istri saya kerja, gaji saya menurut saya besar. Saya bisa membiayai anak sekolah, saya punya rumah, punya mobil, saya sudah selesai, saya tidak bernafsu kekuasaan," tegas Johan.