TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboebakar Alhabsy berharap kepada Polri untuk tidak tidak ragu, menyebut penyerang Polsek Sinak, Kabupaten Puncak, Papua sebagai kelompok teroris.
"Karena selain menembak mati tiga personel polisi, mereka juga menggasak senjata dari polsek tersebut. Jangan sampai publik menilai aparat hanya memberikan label teroris pada kelompok tertentu saja. sedangkan ada kelompok lain yang tindakannya lebih ekstrim namun tidak disebut dengan teroris," Aboebakar menegaskan, Senin (28/12/2015).
"Bandingkan saja dengan pelemparan bom molotov ke Pos Polisi Mitrabatik, Tasikmalaya, Jawa Barat tahun 2013, aksi ini langsung disebut sebagai aksi terorisme," tambahnya.
Sedangkan di Papua ini bukan cuman pos polisi, namun polsek yang diserang dengan korban tiga orang anggota. "Saya minta Kapolri tidak ragu menyebut mereka juga kelompok teroris, jangan sekedar disebut OTK. Karena siapaun mereka tindakan yang dilakukan adalah terorisme, yaitu menyebar ancaman kepada aparat," tegasnya.
Apalagi pada perkembangannya, lanjut Habib, pesawat yang ditumpangi kapolres Jaya Wijaya juga diserang dengan tembakan. Karenanya, harap Habib lagi, jangan ragu juga untuk menyebut tindakan diluar batas itu sebagai tindakan terorisme.
"Saya berharap keamanan di daerah Puncak dan Papua di tingkatkan, bila perlu aparat Kepolisian segera melakukan koordinasi dengan TNI. Saya rasa Kapolda perlu melakukan koordinasi instensif dengan Pangdam XVII Cenderawasih untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan," papar Habib.
Stabilitas keamanan di Papua harus menjadi prioritas aparat keamanan.