Namun, niat itu diurungkan karena takut dagangan mereka dicuri.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
Selain mereka, para pembeli sate juga tetap tidak lari. Mereka tetap menikmati sate buatan Jamal.
Kisah Jamal ini sempat ramai dibicarakan media sosial.
Apalagi beberapa pedagang memilih menutup dagangannya dan lari menyelamatkan diri.
Akun Path Wimpy menuliskan, "The satay booth just about 100 meter from terrorist attack area just 2 hours ago and this guy still grill his satay and people keep ordering the satay. This is Jakarta!!! You can't terror Jakarta people!!! Fear is not in our dictionary."(*)