Tribunnews.com, JAKARTA - Setelah peristiwa teror di Jl MH Thamrin, Jakarta, pada Kamis (14/1) lalu, polisi mengendus akan ada lagi serangan susulan yang pastinya lebih besar.
Sebagai upaya antisipasi akhirnya dilakukanlah penindakkan terhadap para terduga teroris di beberapa daerah seperti di Balikpapan, Cirebon, Indramayu, Tegal, dan Bekasi.
Dari belasan terduga teroris yang ditangkap, khusus di Bekasi tidak terkait aksi teror melainkan karena kepemilikan senjata api. Sedangkan delapan dari belasan terduga teroris itu aktif di kegiatan radikal yang pro-ISIS (Negara Islam Suriah dan Irak).
"ejauh ini dilakukan penangkapan 14 orang. Nah yang terkait langsung dengan aksi teror ada delapan, dengan rincian di Cirebon 3, di Indramayu 2, di Balikpapan 1, dan di Tegal dua orang. Jadi total 8 orang yang terlibat langsung," tutur Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan, Senin (18/1) malam di Mabes Polri.
Anton menambahkan delapan orang ini ditangkap atas adanya bukti permulaan yang cukup yakni ditemukannya bendera ISIS dan bukti-bukti pendukung lainnya. Mereka juga sering ikut dalam pengajian yang digelar Amar Abdurahman (AA), yang kini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan.
Amar Abdurrahman merupakan terpidana kasus pelatihan bersenjata di Aceh. Dia divonis hukuman sembilan tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 20 Desember 2010. Aman terbukti membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Aceh, pada 2009 lalu.
"Dulu Bahrun Naim (BN) juga merupakan anggota pengajiannya Aman Abdurrahman. Tetapi setelah itu kan (Bahrun) ke Suriah. Delapan orang ini juga ikut pengajian AA. Mereka simpatisan ISIS, mereka ditangkap karena ISIS mengaku akan ada serangan lagi," kata Anton.
Muncul kabar Bahrum Naim memberi tanggapan berupa rekaman suara atas tuduhan dirinya terlibat dalam aksi teror di Jl MH Thamrin. Rekaman suara itu sangat pendek. "Lha wong saya itu jarang online, dikira komunikasi, komunikasi dari Hongkong apa," demikian isi rekaman suara yang diyakini dibuat Bahrun dari Suriah.
Anton Charliyan mengaku Polri butuh waktu untuk mengecek keaslian suara rekaman tersebut, apakah betul suara Bahrum Naim. Bantahan Bahrum beredar di situs SoundCloud. Durasi rekaman itu hanya 6 detik, judulnya "Bantahan Bahrun Naim."
"Kami belum bisa pastikan itu suara dia asli atau bukan. Masih diselidiki dengan identifikasi voice (suara). Siapa tahu ada yang memang ingin memancing di air keruh dalam suasana begini," tegas Anton.
Anton enggan membocorkan bagaimana cara kerja identifikasi voice yang akan dilakukan Polri. Menurutnya itu adalah teknis dan tidak bisa dibuka di publik. "Ini tidak bisa segera, intinya kami akan cari suara pembanding. Kami akan kerjasama dengan banyak pihak soal ini," tambahnya.
Diambil keluarga
Jenazah korban teror yang masih berada di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta yang terakhir diambil keluarganya adalah Tahar Amer-Ouali, warga negara Kanada. Ia tewas ditembak teroris di halaman gerai kopi Starbucks.
Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Suharsono mengatakan jenazah Amer Quali Taher diambil keluarganya Senin. Dikatakan, tiga korban lainnya sudah dimakamkan keluarganya, yaitu Rico (Boyolali), Rais (Bojonggede, Bogor), dan Sugito (karawang).
Jenazah empat teroris yaitu Ali, Afif, Dian Juni dan Ahmad Muhazan, belum diperbolehkan diambil keluarganya.
Amer Quali dikenal sebagai warga negara asing yang mengaku sangat mencintai Indonesia. Pria berusia 70 tahun itu disebut sebagai seorang ahli di bidang pendengaran manusia, yang cukup lama menggeluti bisnis alat bantu dengar.
Menurut media The Globe and the Mail, Tahar merupakan ayah lima orang anak dan juga telah memiliki cucu. Tahar pindah dari Aljazair ke Kanada sekitar 1980-an dan mulai membuka klinik pendengaran di Montreal, Kanada.
Kesuksesan Tahar kemudian membuat pria itu menggiati hobi panjat gunung dan pelesir, serta telah menyerahkan bisnis alat bantu dengar ke anaknya.Satu yang menjadi tujuan favoritnya untuk berwisata adalah Indonesia.
Ia kerap berkunjung ke Indonesia sejak 2011. Bahkan, di Indonesia, Tahar sempat memiliki kekasih, yang memberinya seorang putri Bushido Bintari. "Ia (Tahar) sangat mencintai Indonesia. Saking cintanya, ia ingin menghabiskan sisa waktunya di sana," cerita Bushido.
Namun, nyawa Tahar justru direnggut di negara kecintaannya itu, saat dalam perjalanan ke Starbucks, untuk meminum double espresso yang menjadi minuman pelengkap rutinitasnya. Mengenang sang ayah, Bushido mengatakan Tahar telah mengajarinya banyak hal yang tak akan tergantikan dan tak terlupakan.
Saudara Tahar, Mourad Amer-Ouali, juga menjadi korban luka aksi penyerangan di Jl MH Thamrin. Ia saat itu kebetulan sedang bersama Tahar. (tribunnews/ter/rut)