TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar informasi gembong narkoba Freddy Budiman yang kini mendekam di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah sudah bergabung dengan ISIS.
Saat dikonfirmasi ke Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti soal hal itu, Badrodin mengaku masih akan berkoordinasi dengan Densus 88 untuk mengecek kebenarannya.
"Sebentar, itu yang menyelidiki kan dari Densus, saya akan cek ke Densus soal itu," ujar Badrodin saat dihubungi wartawan, Rabu (20/1/2016).
Ditanya soal mengapa beberapa hari terakhir, satuan narkoba gencar melakukan razia di kampung-kampung narkoba, apakah karena demi memutus mata rantai pendanaan teroris dari narkoba, hal itu dibantah oleh Badrodin.
"Tidak ada kaitannya. Beberapa kampung narkoba memang sudah dipetakan, seperti yang terakhir di Berlan, Kampung Ambon, Kampung Bahari, dan lainnya.
Disana hampir setiap bulan juga digerebek karena banyak pengguna dan bandar narkoba," beber Badrodin.
Menurut informasi terpidana mati, Freddy Budiman diduga sudah gabung ISIS karena dipengaruhi oleh Aman Abdurrahman (AA) orang yang dibai'at abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS.
Disebut-sebut juga, dana pergerakan ISIS di Indonesia salah satunya bersumber dari bisnis narkoba jaringan Freddy.
Sebelumnya, Aman ditangkap di Tangerang pada 2010 karena terlibat pelatihan militer di Aceh.
Dia divonis 9 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 2010 karena terbukti membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar.
Saat ini, Aman mendekam di penjara Nusakambangan.
Seperti diketahui, Baiat terpidana teroris di dalam penjara bukan hal baru. Tahun 2014, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyebutkan ustaz Abu Bakar Baasyir membaiat sejumlah narapidana teroris.