Tribunnews.com, JAKARTA - Farhat Abbas kaget melihat penampilan Freddy Budiman yang berbeda 180 derajat. Freddy yang biasanya tampil nyentrik dengan rambut dicat merah, kini berubah dengan jenggot, jidat hitam dan berbaju gamis serta celana gantung.
Freddy kini bahkan disebut-sebut telah bergabung dengan kelompok pendukung ISIS di Indonesia.
Pertemuan Farhat Abbas dengan Freddy terjadi sekitar Februari 2015 lalu. Saat itu, Farhat sedang bertemu kliennya yang menjadi terpidana mati di Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan. Usai bertemu kliennya di ruang besuk, Farhat melihat Freddy. Keduanya lantas berbincang. Mereka saling mengenal lantaran Farhat pernah menjadi pengacara Vanny, pacar dari Freddy Budiman.
"Saya kaget juga melihat perubahan penampilan beliau (Fredy Budiman)," ujar Farhat Abbas kepada Tribunnews di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Ketika itu, Freddy mengenakan kaos warna hijau,berpeci songkok warna hitam dan celana gantung. Freddy juga memelihara jenggot dan jidatnya terlihat dua titik menghitam.
"Beliau (Freddy) ngomong jadi lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tapi, saya nggak enggak tahu apa ada kaitannya dengan sesuatu, termasuk terkait dengan ISIS atau tidak," lanjut Farhat Abbas.
Menurut pengakuan Freddy, saat itu ia menjadi rajin salat dan memiliki teman-teman yang juga rajin salat. "Tapi, saya nggak tahu apa ada teman-temannya yang beraliran tertentu, saya nggak tahu latar belakang teman-temannya waktu di Nusakambangan," lanjut Farhat.
LP Kembang Kuning
Sumber Tribunnews menjelaskan, Freddy rajin salat dan berpenampilan berbeda lantaran dekat dengan pimpinan ISIS Indonesia, Amman Abdurahman yang sama-sama menjadi penghuni Lapas Kembang Kuning. "April 2014, Freddy mulai belajar salat. Kalau penampilan berbeda, itu mulai Agustus 2014," tegas sumber tersebut.
Sumber tersebut juga sangat yakin Freddy telah bergabung dengan ISIS. Alasannya, Amman Abdurahman yang kini disebut-sebut sebagai pimpinan tertinggi ISIS di Indonesia itu memiliki kelompok yang sangat eksklusif di Lapas Kembang Kuning.
Amman dan kelompoknya setiap hari selalu salat bersama-sama di tempat yang terpisah. Jika makan, mereka juga tidak mau bergabung dengan narapidana lainnya. Mereka berkelompok hanya dengan kelompok Amman.
"Orang yang bukan anggotanya Amman, tidak bisa salat atau makan bersama. Freddy Budiman itu sudah bisa salat bersama dan makan bersama mereka. Itu artinya, Freddy sudah menjadi bagian kelompok Amman Abdurahman," ujar sumber tersebut.
Ia meyakini, Freddy telah dicekoki ajaran ISIS oleh Amman Abdurahman. Berawal dari pertaubatan, penebusan dosa, masa depan di akhirat hingga perlunya negara Islam versi ISIS yang dianut Amman Abdurahman.
Bahkan, Freddy kini juga diduga telah menjadi donatur bagi kelompok Amman. "Informasi yang saya peroleh, Freddy kini juga membiayai kelompok Amman Abdurahman," lanjut sumber tersebut.
Kapolri Jend Badrodin Haiti saat dikonfirmasi perihal bergabungnya Freddy dengan pendukung ISIS di Indonesia akan mengecek terlebih dulu. "Itu yang menyelidiki kan dari Densus (88 Antiteror). Saya akan cek ke Densus soal itu," ujar Badrodin.
Ditanya soal mengapa beberapa hari terakhir, satuan narkoba Polri gencar melakukan razia di kampung-kampung narkoba, apakah karena demi memutus mata rantai pendanaan teroris dari narkoba, hal itu dibantah oleh Badrodin.
"Tidak ada kaitannya. Beberapa kampung narkoba memang sudah dipetakan, seperti yang terakhir di Berland, Kampung Ambon, Kampung Bahari, dan lainnya. Di sana hampir setiap bulan juga digerebek karena banyak pengguna dan bandar narkoba," beber Badrodin.
LP Salemba
Kadiv Pemasyarakatan Jawa Tengah Mulyanto mengatakan bahwa Freddy kini tidak lagi berada di Nusakambangan. Ia juga mengaku tidak tahu apakah Freddy kini bergabung ISIS atau tidak. "Sudah dua bulan lalu dipindah ke Salemba. Jadi saya tidak tahu soal ISIS itu," terang Mulyanto kepada Tribunnews.
Apakah penampilan Freddy sekarang berjenggot dan berjidat hitam serta bercelana gantung? Mulyanto mengaku baru sekitar dua bulan menjadi Kadiv Pemasyarakatan di Jawa Tengah. Namun Mulyanto hanya membenarkan bahwa Freddy sebelumnya ditempatkan di Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan. Di Lapas tersebut, Mulyanto juga membenarkan terhadap terpidana Amman Abdurahman.
Mengenai dipindahnya Freddy dari Nusakambangan ke Salemba, menurut Mulyanto itu terkait dengan pengembangan kasus narkoba oleh BNN. "Ketika itu BNN yang mengusut kasus narkoba dan Freddy diminta dipindahkan ke Salemba untuk pengusutan," lanjut Mulyanto.
Amman ditangkap di Tangerang pada 2010 karena terlibat pelatihan militer di Aceh. Dia divonis 9 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 2010 karena terbukti membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar.
Sedangkan Fredy divonis mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Juli 2013. Freddy menjadi otak penyelundupan satu juta pil ekstasi dari China, serta tersangkut kasus 400 ribu ekstasi asal Belanda. (tribunnews/ter/coz)