TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Atayah (5) dan Qiano (3) kini menjadi anak yatim.
Rais Karna, ayah mereka meninggal dunia, warga sipil yang menjadi korban tragedi serangan teroris di Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (22/1/2016) lalu.
Kedua anak ini tampaknya masih belum paham, ayah mereka menjadi korban. Bagi mereka, Rais sang ayah tercinta masih tertidur.
Jumat (22/1/2016) petang, istri Rais yakni Laili Herlina (35) bersama kedua anaknya dan saudara-saudara mereka serta keluarga korban lainnya dari almarhum Sugito dan Rico diundang ke Mabes Polri di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, mereka bertatap muka langsung dengan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Wakapolri Komjen Budi Gunawan, Irwasum Komjen Dwi Priyatno dan para pejabat utama Polri lainnya.
Tampak Laili Herlina sudah tegar menghadapi kenyataan ditinggal suami tercinta.
Sementara kedua anak mereka yang menggunakan baju batik sepertinya belum mengerti sang ayah (Rais) menjadi korban dan telah tiada.
Mereka berlari-larian di antara para jenderal yang hadir dalam acara itu.
Bahkan keduanya pun tertawa serta saling bercanda hingga memecah perhatian para jenderal.
Banyak jenderal yang merasa iba, dan mengajak kedua anak ini berbicara.
Diantara mereka ada pula yang memegang kepala kedua anak itu. Sementara Laili Herlina tampak sibuk menyuruh sang anak untuk duduk tenang.
"Masya Allah, nak. Jangan lari-lari, malu," singkatnya sambil menenangkan kedua anaknya itu.
Ketika ditemui usai acara pemberian santunan, Laili Herlina yang menggunakan hijab hitam mengaku belum mengetahui santunan dari Kapolri dalam bentuk apa.
Ia mengaku yang jelas, santunan itu akan digunakan untuk masa depan dan pendidikan kedua anak mereka yang masih kecil.
Terlebih saat ini, Laili Herlina harus menjadi singel parent membesarkan kedua anaknya.
"Santunan dari Kapolri saya belum tahu isinya apa, saya hanya menerima dan belum saya buka. Pokoknya santunan ini untuk dua anak saya yang masih kecil dan belum sekolah," ungkapnya.
Lebih lanjut, Laili Herlina juga mengaku sejak peristiwa teror hingga saat ini, ia belum kembali bekerja di kantornya di wilayah Taman Mini, Jakarta Timur lantaran masih sibuk dan berduka.
Menurutnya mungkin usai 40 hari kepergian sang suami yang sudah 12 tahun menjadi teman hidupnya, baru ia akan kembali bekerja.
"Setelah 40 hari baru saya masuk kerja lagi, ini pukulan berat bagi saya, kehilangan suami, kami menikah sudah 12 tahun. Anak-anak saya pun belum tahu bapaknya tidak ada. Mereka tahunya bapaknya masih tidur, kasihan mereka belum mengerti," tambahnya.