Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA ---- Kerumunan masa di sepkitar poslantas di Jalan MH.Thamrin, Jakarta Pusat, pascaledakan bom pada 14 Januari lalu, telah menghambat petugas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol, Muhammad Iqbal, menyebut Polisi kesulitan dalam mengumpulkan informasi soal ledakan tersebut.
Muhammad Iqbal, dalam diskusi yang digelar di kantor Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (24/1/2016), mengatakan bahwa konsentrasi petugas terpecah antara mengali informasi, dengan menghalau masa.
Sebelum informasi bisa dikumpulkan, dua orang pelaku teror sudah terlebih dahulu membuang tembakan ke arag petugas. Ratusan orang yang berkumpul di lokasi pun spontan kocar-kacir. Seorang satpam bernama, Rais Karna, tertembak di kepala, dan tewas beberapa hari setelahnya.
"Kalau terjadi hal yang janggal, masyarakat seharusnya tidak mendekat," ujar Muhammad Iqbal.
Dalam kasus tersebut, masyarakat seharusnya tidak mendekati lokasi kejadian, atas dasar penasaran. Masyarakat seharusnya mempercayakan segala informasi ke petugas.
Ia memastikan bahwa Polisi akan segera menyebarkan informasi yang akurat ke masyarakat melalui media.
"Media sangat kami butuhkan, dalam kejadian kemarin setelah informasi kita kumpulkan, saya langsung cari media," terangnya.
Wakil Ketua Bidang Pengaduan Dewan Pers, Yoseph Adi Prasetyo, dalam kesempatan yang sama mengatakan, bisa jadi Aiptu Denny Maiheu, akan terhindar dari timah panas yang ditembakan pelaku bernama Muhammad Ali, bila tidak ada kerumunan masyarakat.
"Kalau tidak ada masyarakat, pelaku tidak akan bisa menyelinap, Polisi pasti bisa mengenali," jelasnya.